SUARA CIREBON – Pemerintah Israel akhirnya resmi mengumumkan deklarasi perang untuk membalas “blitzkrieg” atau serangan kilat militan Hamas ke wilayah Israel pada Sabtu dini hari, 7 Oktober 2023.
Deklarasi perang Israel diumumkan Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu. Ini yang pertama dalam lima puluh tahun terakhir sejak perang Yom Kipur pada Oktober 1973.
Untuk perang melawan Hamas yang menempati Gaza, wilayah Palestina, seperti diungkapkan Netanyahu, Israel menggunakan sandi “Operasi Pedang Besi”.
Operasi Pedang Besimerupakan reaksi keras Israel atas blitzkrieg yang dilancarkan militan Hamas pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Dalam operasi penyerangan ini, Hamas menggunakan sandi perang Badai Al Aqsa.
Perang Israel dan Hamas kali ini, seperti peringatan setengah abad atau 50 tahun perang Yom Kippur pada Oktober 1973.
Dalam perang Yom Kipur, Israel juga memperoleh serangan kilat (blitkrieg) dan mendadak dari koalisi Arab Mesir dan Suriah.
Ribuan pasukan Mesir dan Suriah, sama-sama melancarkan serangan dari wilayah selatan dan utara Israel secara bersamaan.
Saat pasukan Mesir dan Suriah menyerang, seluruh rakyat Israel sedang memperingati perayaan hari Yom Kippur.
Yom Kippur adalah hari tersuci bagi bangsa Yahudi. Merupakan hari pengampunan atau penebusan dosa yang biasanya disambut umat Yahudi menjalankan puasa selama 25 jam.
Pasukan Mesir dan Suriah, juga dibantu negara Arab lain seperti Yordania, menyerbu wilayah Israel persis saat rakyat Israel libur memperingati Yim Kippur.
Pada serangan kilat militan Hamas kali ini ke wilayah selatan Israel, juga masih terkait dengan perayaan Yom Kippur.
Bedanya, pada tahun 1973, pasukan Mesir dan Suriah menyerang Israel tepat pada tanggal 6 Oktober 1973 atau saat perayaan Yom Kippur.
Sedangkan serangan militan Hamas kali ini, hanya selang beberapa jam setelah perayaan Yim Kippur berakhir.
Hamas menyerbu wilayah selatan Israel pada Sabtu dini hari, 7 Oktober 2023, usai berakhirnya perayaan Yom Kippur dan memasuki hari libur mingguan atau hari Sabbath.
Militan Hamas tampaknya memanfaatkan kelemahan Israel yang fokus pada perayaan Yom Kippur dan hari ibur Sabbath. Hari yang sama sekali tidak diduga akan menjadi neraka bagi warga israel di wilayah selatan.
Dalam serangan itu, informasi terakhir, Senin, 9 Oktober 2023, militan Hamas telah menewaskan sedikitnya 700 warga sipil dan militer Israel, serta melukai sedikitnya 1000 orang lainnya.
Militan Hamas melancarkan serangan dari berbagai arah. Dari mulai serangan darat dengan menerobos batas-batas perbatasan, serangan udara dengan menembakan ribuan roket serta serangan dari arah laut.
Dalam blitkrieg itu, Hamas menculik jendral bintang dua Israel, Mayjen Nimrod Aloni. Pimpinan pasukan Israel yang dikenal sebagai ahli strategi inflitrasi pasukan.
Reaksi keras datang dari Israel atas serangan Hamas. Dengan persetujuan parlemen, Israel resmi menyatakan deklarasi perang terhadap Hamas.
“Ini perang yang akan panjang dan sulit. Kami akan melakukan balas dendam besar yang tak pernah terpikirkan mereka,” tutur Netanyahu.
Israel memang langsung melacarkan serangan balasan. Pesawat-pesawat Israel giliran memborbardir pemukiman warga Palestina di wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.
Ratusan warga sipil Gaza dikabarkan menjadi korban pengeboman. Jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 400 orang, termasuk yang terluka.
Setelah deklarasi perang, pasukan beladiri Israel (Israel Defense Force) bergerak ke wilayah perbatasan selatan mendekati wilayah Gaza, Palestina.
Ribuan tank, seperti dilaporkan Aljazeera, dikerahkan Israel ke perbatasan Gaza yang diperkirakan akan merangsek masuk ke wilayah Palestina yang dihuni sekitar 2,7 juta penduduk tersebut.
Netanyahu juga telah memperingatkan warga Gaza untuk segera mengungsi sejauh mungkin. Mengosongkan rumah dan meninggalkan pemukiman mereka untuk menghindari serangan balasan Israel.
“Kami peringatkan warga Gaza untuk mengungsi sejauh mungkin. Kami akan membumihanguskan setengah dari kota Gaza,” tutur Netanyahu menyampaikan ancamannya.
Sampai Senin, 9 Oktober 2023, suasana tegang dan mencekam terjadi di kedua belah pihak. Militan Hamas juga terus melancarkan serangan ke wilayah Israel.
Israel sendiri, telah mengosongkan seluruh pemukiman di sepanjang perbatasan dengan Gaza. Dalam waktu 24 jam, setelah serangan pertama, pasukan Israel melakukan operasi mengungsikan seluruh warga Israel di selatan.
Netanyahu mengklaim telah melakukan serangan tahap pertama. Yakni mengusir ribuan militan Hamas yang masih berada diantara pemukiman warga Israel yang diserang pada Sabtu dini hari.
Israel mengklaim telah menguasai keadaan di selatan. Mendesak militan Hamas untuk mundur dan terus mengejar mereka.
Aksi tembak-menembak antara tentara Israel dengan militan Hamas di kompleks pemukiman warga Israel yang telah ditinggalkan warganya juga masih berlangsung.
“Operais tahap pertama selesai. Kami telah mengendalikan wilayah selatan. Kini bersiap untuk operasi berikutnya,” tutur Netanyahu.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.