SUARA CIREBON – Serangan militan Hamas yang bisa menerobos masuk jauh ke wilayah Israel selatan sangat mengejutkan.
Mitos tentang kehebatan tentara Israel pun runtuh. Ribuan militan Hamas yang menggunakan sandi perang Badai Al Aqsa, dengan mudahnya melewati pagar perbatasan Gaza – Israel dan jauh menyerang ke wilayah Israel.
Militan Hamas menyerang fasilitas-fasilitas militer Israel. Menghancurkan tank-tank penjaga perbatasan, membunuh puluhan tentara israel yang berjaga, termasuk menghancurkan sebuah markas kepolisian Israel di daerah perbatasan.
Militan Hamas melancarkan serangan Badai Al Aqsa pada Sabtu dini hari waktu Israel, 7 Oktober 2023.
Mereka melakukan “blitzkrieg” atau serangan kilat. Menjebol pagar-pagar pembatas dan melakukan serangan jauh ke wilayah Israel selatan.
Tak hanya itu, militan Hamas juga menahan seorang Mayor Jendral yang cukup berpengaruh di Israel, Mayjen Nimrod Aloni, sejumlah perwira setelah membunuh banyak tentara yang berjaga-jaga di perbatasan.
Pada saat bersamaan, selain mengerahkan pasukan infanteri, militan Hamas juga melancarkan serangan artileri berat. Dikabarkan Hamas menembakan 5.000 roket ke wilayah-wilayah Israel dalam blitzkrieg Sabtu dini hari itu.
Serangan Hamas dengan sandi Operasi Al Aqsa ini mengejutkan dunia karena dengan mudahnya mereka menerobos masuk ke wilayah Israel.
Nyaris tidak ada perlawanan dari pasukan Israel. Bahkan terlihat betapa rapuhnya pertahanan Israel di wilayah perbatasan.
Badai Al Aqsa meruntuhkan mitos tentang kekuatan pertahana Israel, termasuk juga kehebatan kekuatan intelijennya, Mossad.
Israel kembali kecolongan melalui serangan Badai Al Aqsa oleh para militan Hamas yang basis perjuangannya di Gaza, wilayah Palestina.
Serangan Badai Al Aqsa ini mengingatkan peristiwa serupa di tahun 1973, yang disebut dengan perang Yom Kipur.
Apalagi, serangan Badai Al Aqsa juga terjadi hanya beberapa jam setelah perayaan Yom Kipur di tahun 2023 ini berakhir.
Masyarakat Yahudi, Israel memang baru saja merayakan hari paling suci dalam agama Yahudi, yaitu hari pengampunan atau yang disebut Yom Kippur, pada Jumat 6 Oktober 2023.
Dalam perayaan Yom Kippur, seluruh masyarakat Yahudi, menghentikan aktifitas keseharian dan akan berpuasa selama 25 jam.
Perayaan Yom Kippur lalu dilanjutkan dengan Hari Suci, yakni Hari Sabbath (Sabtu) dimana masyarakat Israel, Yahudi menikmati hari libur mingguan.
Rupanya, militan Hamas memanfaatkan perayaan Yom Kippur dan hari libur Sabbath untuk melancarkan operasi Bagai Al Aqsa. Tentara dan masyarakat Yauhdi, Israel tengah berada dalam situasi perayaan dua hari suci itu.
Serangan Badai Al Aqsa yang dilakukan militan Hamas pada sabtu dini hari, hanya beberapa jam seelah berakhirnya perayaan Yom Kippur, membuka ingatan akan perang Arab – Israel pada tahun 1973.
Dalam kalender sejarah, perang Yom Kippur terjadi pada Jumat 6 Oktober 1973 ketika negara-negara Arab menyerang Israel pada saat perayaan hari besar keagamaan Yahudi, Yom Kippur.
Yom Kippur dalah hari raya keagamaan paling suci atau terbesar di kalangan umat Yahudi. Merupakan hari penebusan dosa atau hari perdamaian. Pada hari itu, umat Yahudi melakukan puasa selama 25 jam terhitung sejak matahari terbenam.
Pada saat umat Yahudi yang mayoritas di Israel tengah berpuasa sebagai penghormatan terhadap Yom Kippur itulah, pasukan negara-negara Arab melakukan penyerangan ke wilayah pendudukan Israel.
Ribuan pasukan gabungan Suriah, menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan, Mesir menyerang melalui Terusan Suez dan Gurun Sinai. Angkatan bersenjata keduanya juga dibantu oleh pasukan Libya, Yordania dan Irak.
Dan dibelakangnya, adalah dukungan aktif dari negara Super Power, Uni Soviet, yang merupakan musuh bebuyutan Amerika Serikat.
Perang Yom Kippur juga disebut sebagai Perang Ramadhan atau Perang Oktober. Karena dilakukan pada saat bulan Oktober 1973 yang secara kebetulan berbarengan dengan bulan puasa bagi umat Islam.
Perang Yom Kippur sebenarnya juga Perang Puasa. Sebab, baik umat Islam yang mayoritas dipeluk negara Arab, maupun Yahudi (Israel) sedang sama-sama menjalankan ibadah puasa wajib bagi agama masing-masing.
Bahkan bagi umat Yahudi, Hari Yom Kippur saat itu merupakan hari sangat istimewa karena bertepatan dengan Hari Sabbath. Tanggal 6 Oktober 1973, saat pasukan gabungan Arab menyerang Israel itu pada hari Sabtu. Bersambung…***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.