SUARA CIREBON – Pasukan Israel mengepung seluruh akses Gaza, wilayah Palestina yang selama ini menjadi basis kekuatan pejuang Hamas.
Sampai Selasa malam, 10 Oktober 2023, pengepungan makin ketat. Israel juga telah memutus jaringan listrik, gas, pasokan makanan dan air bersih menuju Gaza.
Ada sedikitnya 2,3 juta warga yang menghuni Gaza, sebuah wilayah sempit dengan pemukiman padat penduduk.
Warga Gaza tertutup total dari akses luar. Pasukan Israel menutup total seluruh wilayah Gaza dari berbagai sisi, termasuk pintu keluar melalui perairan.
Ada satu celah pintu keluar Gaza, yakni yang berbatasan dengan Mesir. Namun tidak mudah bagi warga Gaza mengungsi memasuki Mesir yang gerbangnya tertutup dengan pengamanan sangat ketat militer Mesir.
Naris tak ada akse keluar bagi 2,3 juta warga sipil Gaza. Tak berhenti disitu, penderitaan warga Gaza, Palestina makin memprihatinkan karena saat bersamaan Israel terus membombardir Gaza.
Ratusan bangunan penting di Gaza telah dihancurkan pasukan Israel, melalui pengeboman dari daratan, udara dan lautan.
Pesawat Israel hampir setiap saat terbang di langit Gaza untuk menembakan rudal atau melepaskan bom-bom berdaya ledak tinggi ke pemukiman padat penduduk.
Israel membombardir wilayah utara Gaza yang berbatasan dengan Israel dan pendudknya relatif lebih padat dibanding wilayah Gaza lainnya.
Gaza utara memang selama ini menjadi basis kekuatan militan Hamas. Sampai Selasa malam, berbagai media internasional melaporkan serangan Israel.
Tentara Israel sepertinya tengah memenuhi ancamannya akan membumihanguskan sebagian wilayah Gaza.
Jika melihat pola pengeboman, sepertinya wilayah utara yang berbatasan langsung dengan Israel selatan, akan diratakan sebagaimana ancaman yang disampaikan Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu.
“Kami akan meratakan setengah dari wilayah Gaza,” tutur Benyamin Netanyahu saat membuat pernyataan Deklarasi Perang dengan sandi Operasi Pedang Besi.
Belum terkonfirmasi berapa korban tewas dalam serangan membabibuta tentara Israel terhadap Gaza.
Namun diperkirakan korban tewas dari warga sipil Gaza telah lebih dari 1.000 orang, dan lainnya mengalami luka-luka.
Israel benar-benar menghancurkan gedung-gedung penting di Gaza utara yang diidentifikasi sebagai markas militan Hamas.
Perang Israel – Hamas baru dimulai tiga hari sejak pertama militan Hamas menyerbu Israel selatan dan membunuh sedikitnya 700 warga sipil dan tentara, serta melukai lebih dari 1.000 lainnya pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Belum terasa ada kesulitan pangan dan air bersih yang dialami warga Gaza. Namun bersama waktu, jika pengepungan terus dilakukan, kelaparan dan kekurangan air bersih akan dialami 2,3 juta warga sipil Gaza yang tidak berdosa.
Komunitas internasional, termasuk PBB, terus mendesakj agar Israel tetap memberi akses untuk kebutuhan dasar warga sipil di Gaza.
Sekertaris Jendral (Sekjen) PBB, Antonio Guterres meminta Israel tetap memberi akses bagi warga sipil untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
“Ini perang akan berubah menjadi tragedi kemanuisaan dalam beberapa hari mendatang. Kami minta hak-hak warga sipil di Gaza dilindungi,” tutur Guterres.
PBB juga medesak Israel dan Hamas menghentikan pertikain. Kedua belah pihak diminta saling menjaga diri demi keselamatan warga sipil di Gaza.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.