SUARA CIREBON – Rencana perang darat makin matang. Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu, telah bulat memperoleh persetujuan dari parlemen membentuk Pemerintah Persatuan Darurat.
Netanyahu memperoleh dukungan seluruh partai politik (parpol) pemilik kursi di Knesset. Partai mooderat seperti Partai Buruh juga menyatakan dukungan dan akan berdiri di belakang kepemimpinan Netanyahu selama Pemerintah Persatuan Darurat berlangsung.
Israel juga memperoleh komitmen bantuan tanpa batas dari Amerika Serikat. Bahkan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika, Loyd Austin sengaja terbang ke Israel.
Austin menemui Netanyahu, Kamis malam, 12 Oktober 2023, untuk menyampaikan komitmen bantuan Amerika untuk upaya perang Israel kontra Hamas di wilayah Gaza.
Berbarengan dengan pertemuan Austin dengan Netanyahu, dengan persetujuan parlemen untuk Pemerintan Persatuan Darurat, Israel menyampaikan ultimatum yang ditujukan kepada warga sipil di Gaza.
Militer Israel meminta warga sipil Gaza untuk meninggalkan kota dalam rentang waktu 24 jam. Warga Gaza diarahkan mengungsi ke selatan ke daerah Wadi.
Utimatum militer Israel menambah kecemasan dan ketakutan 2,1 juta warga Gaza. Mereka kebingungan atas ultumatum Israel dan konsekuensi yang akan ditanggung jika tidak mengikuti arahan Israel.
Pejabat perwakilan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di Gaza menduga, ultimatum terhadap warga Gaza itu berkaitan dengan rencana perang darat Israel.
PBB menduga tentara Israel akan segera menyerbu Gaza. Ini terlihat dari pergerakan puluhan ribu tentara Israel ke perbatasan selatan dengan Gaza.
Tank-tank Israel sepanjang hari juga terus bermanuver. Menembak wilayah Gaza tanpa henti. Sementara infanteri angkatan darat Israel, tengah bersiap-siap.
Panglima angkatan bersenjata Israel, Letnan Jendral Herzi Halevi juga mengkonsolidasikan seluruh kekuatan militer untuk sebuah rencana besarnya terhadap Gaza dan Hamas.
“Sekarang waktunya berperang,” tutur Herzi Halevi.
Pernyataan Heri Halevi diperkuat dengan sikap Menhan Israel, Yoav Gallant yang mengungkapkan hal sama. Ia mengungkapkan perang lebih besar akan dimulai.
“Kita akan membuat Gaza dan Hamas tidak seperti sebelumnya,” tutur Yoav Gallant.***