SUARA CIREBON – Sebanyak 7 pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islan Negeri (PTKIN) di Jawa Tengah, Ponorogo, dan Cirebon mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di salah satu hotel di wilayah Kuningan, Jawa Barat, Ahad sampai Selasa, 12-14 November 2023.
FGD tersebut membahas dan untuk mengantisipasi isu-isu krusial terkait transformasi digital pada PTKIN guna meningkatkan akses layanan yang cepat dan akuntabel.
FGD ini pun dihadiri pimpinan dan perwakilan dari ketujuh PTKIN tersebut, yakni UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, UIN Raden Mas Said Surakarta, UIN Salatiga, IAIN Kudus, IAIN Ponorogo, dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai tuan rumah.
FGD yang bertema “Transformasi Digital pada Kelembagaan PTKIN untuk Peningkatan Akses Layanan yang Cepat dan Akuntabel” ini diikuti jajaran Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Kepala Biro, Dekan, Wadek, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, SPI, P2B. Kemudian, Ma’had dan Ketua DWP di lingkungan PTKIN Jawa Tengah, Ponorogo dan Cirebon.
Ketua Forum Pimpinan PTKIN se-Jawa Tengah Ponorogo dan Cirebon, Prof Dr H Zaenal Mustakim MAg yang juga Rektor UIN Gus Dur Pekalongan, secara resmi membuka FGD tersebut.
Dalam sambutannya, Prof Zaenal menyampaikan tiga masalah utama yang akan diangkat dalam sidang komisi dan akan diplenokan pada kegiatan FGD di IAIN Cirebon.
“Program Internasionalisasi Kampus, beasiswa mahasiswa terluar seperti Papua, NTB yang mendapatkan beasiswa melalui kerjasama pemerintah daerah akan tetapi IPK-nya tidak memenuhi standard, dan transisi dari satker PNBP menjadi satker BLU mengenai target,” jelas Prof Zaenal.
Forum ini diharapkan mampu memberikan alternatif solusi terhadap isu-isu yang sedang dihadapi saat ini. Salah satu isu yang diangkat adalah perlunya inisiasi bersama terkait konsorsium menginternasionalisasikan kampus, pemberian beasiswa untuk mahasiswa dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3 T) dengan persyaratan yang dapat merubah gaya hidup mahasiswa terluar seperti Papua dan NTB, serta tantangan dalam transisi dari satker PNBP menjadi satker BLU sesuai dengan target dari Kemenkeu.
Sementara, Rektor IAIN Cirebon, Prof Dr H Aan Jaelani MAg menjelaskan, pertemuan ini merupakan momen penting, terutama karena merupakan kali pertama setelah dirinya menjabat sebagai rektor.
Prof Aan pun menekankan perlunya pengawalan bersama melalui beberapa sidang komisi yang akan bermuara pada sidang pleno.
“Ini mencakup komisi Wakil Rektor I bidang akademik dan kelembagaan bersama Direktur Pascasarjana dan Ma’had, Wakil Rektor II bidang keuangan, perencanaan, dan administrasi umum yang akan digabung dengan Kepala Biro,SPI, dan P2B serta Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, alumni, dan kerjasama bersama dengan lembaga penjamin mutu atau pusat layanan internasional. Sementara Dekan dan Wadek juga akan memiliki komisi tersendiri,” jelas Prof Aan.
“Semoga FGD ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap transformasi digital PTKIN dan peningkatan akses layanan yang cepat dan akuntabel,” ujar Prof Aan.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.