SUARA CIREBON – Ketegangan di Timur Tengah yang dipicu perang Israel – Palestina makin terasa memanas menyusul operasi intelijen pembunuhan pemimpin senior Hamas, Saleh al Arouri.
Tudingan langsung diarahkan ke operasi intelijen Israel. Pucuk pimpinan Hamas yang juga pendiri Al Qassam, Arouri dibunuh saat mengikuti rapat di Beirut, Ibukota Lebanon pada Selasa 2 Januari 2024 waktu setempat.
Informasi yang beredar luas, Rabu 3 Januari 2024, Arouri dibunuh oleh operasi intelijen Israel menggunakan pesawat tanpa awak atau drone nir awak.
Pembunuhan Arouri diperkirakan makin menambah panas ketegangan akibat perang Israel – Hamas di wilayah Gaza, Palestina sejak Oktober 2023 lalu.
Hizbullah, milisi Syiah pro Iran yang bermarkas di Beirut, Lebanon murka. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, bersumpah membalas serangan yang pengecut tersebut.
“Ini wilayah kedaulatan rakkyat Lebanon. Serangan ini merupakan serangan terhadap negara dan rakyat Lebanon,” tutur Hassan Nasrallah.
Teheran juga mengungkapkan kemarahan. Pembunuhan Arouri di wilayah negara yang berdaulat merupakan pelanggaran internasional dan kejahatan kemanusiaan.
Pemerintah Iran mendesak PBB melakukan protes keras terhadap Israel yang diduga kuat berada di balik operasi intelijen yang telah melanggar hukum internasional tersebut.
Arouri dibunuh drone nir awak di pusat Kota Beirut, di Dahiyeh. Ia sedang menggelar rapat bersama sejumlah petinggi Hamas lain, termasuk juga pimpinan Hizbullah.
Ada enam peserta rapat yang tewas oleh pembunuhan tersebut. Diantaranya Arouri, salah satu pucuk pimpinan senior Hamas yang berusia 57 tahun tersebut.
Israel membantah bertanggung jawab atas serangan dan pembunuhan tersebut. Mark Regev, salah satu penasehat keamanan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menyatakan, pihaknya belum menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan Arouri.
“Israel belum bertanggung jawab atas serangan ini,” tutur Mark Regev.
Meski menyatakan belum bertanggung jawan, namun Israel menyatakan serangan terhadap Arouri bukan merupakan agresi ke negara Lebanon.
Israel selama ini menuduh Arouri sebagai salah satu otak atau perancang dibalik serangan milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu ke wilayah Israel.
Arouri merupakan salah satu pucuk pimpinan Hamas yang sangat dihormati. Sebelum terbunuh, ia sebenarnya sangat aktif dalam perundingan dengan mediasi Qatar untuk pembebasan warga Israel yang disandera pasca serangan 7 Oktober 2023 lalu.
Pembunuhan Arouri diperkirakan bakal memanaskan suasana di Timur Tengah. Israel sendiri, di akhir tahun 2023, telah mengubah taktik perangnya.
Setelah hampir dua bulan menduduki Gaza dengan pasukan darat, Israel terlihat menarik tank dan pasukan infanterinya dari Gaza dan kembali ke wilayah perbatasan.
Perubahan taktik perang Israel ini kemudian ditandai oleh pembunuhan Arouri pada Selasa 2 Januari 2024 waktu setempat di Dahiyeh, Beirut, Lebanon.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.