SUARA CIREBON – IAIN Cirebon menggelar Cyber X UINSSC Expo bertempat di gedung ICC kampus setempat selama dua hari, Selasa sampai Rabu, 23-24 Januari 2024.
Cyber X tersebut merupakan acara puncak peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama di lingkungan IAIN Cirebon.
Salah satu kegiata dalam Cyber X UINSSC tersebut adalah Talkshow bersama Guru Besar IAIN Cirebon, Rabu, 24 Januari 2024.
Sesi pertama talkshow ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Prof Dr H Sumanta Hasyim MAg (Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf dan Rektor IAIN Cirebon periode 2015-2019 dan 2019-2023) dan Prof Dr Hj Ria Yulia Gloria MPd (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Biologi dan Wakil Dekan II FITK IAIN Cirebon).
Ketua penyelenggara Cyber X UINSSC Expo, Erfan Gazali MSi menjelaskan, selain talkshow, kegiatan ini pun dimeriahkan live musik, games, dan lomba multibidang.
Sedangkan dalam sesi pertama talkshow, kata Erfan, mengusung tema Integrasi dan Inovasi, Menyelaraskan Nilai Keislaman dan Keilmuan Eksakta di UINSSC yang menjadi diskursus penting dalam menyambut peresmian IAIN Cirebon menjadi UINSSC.
“Kita akan mendapatkan banyak pencerahan terkait wawasan dan perspektif UIN dalam upaya melakukan penguatan nilai Keislaman dan keilmuan sebagai pondasi peradaban,” ujarnya.
Dalam sesi talkshow, Prof Sumanta menekankan pentingnya pemahaman terkait akar budaya dan kekuatan lokal genius Syekh Nurjati dan Cirebon sebagai nilai dasar formulasi budaya siber.
Menurutnya, kekuatan budaya dan ketokohan Syekh Nurjati harus menjadi inspirasi mewujudkan kejayaan kampus dalam merespons era disrupsi dan globalisasi.
Untuk itu, Prof Sumanta menegaskan, pentingnya pendidikan karakter akhlakul karimah, spiritualitas, dan nilai-nilai ajaran agama Islam yang harus tampil dalam ekosistem pendidikan kampus siber.
“Perlunya kebijaksaan dan kearifan dalam melakukan transmisi pengetahuan merespons revolusi budaya belajar. Sehingga, UINSSC perlu terus menerus melakukan reformulasi konsep pendidikan berbasis siber yang ideal dan akomodatif,” jelas Prof Sumanta.
Sementara, Rektor IAIN Cirebon, Prof Dr H Aan Jaelani MAg menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam merespons masa depan.
“Masa kita tidak boleh hanya dipandang sebagai proyeksi untuk mempersiapkan masa depan. Melainkan, seharusnya kita mampu memasa depankan masa kini. Sehingg tujuan capaian SDGs 2030 dan Indonesia Emas 2045 mampu ditangkap dengan baik oleh UINSSC,” ujarnya.
Senada, Prof Ria Yulia menekankan pentingnya kampus adaptif dengan karakteristik dan profile genarasi saat ini.
Menurutnya, mahasiswa yang didominasi generasi Z memiliki keunikan, kompetensi dan passion yang seringkali berbeda dengan generasi sebelumnya.
“Disparitas inilah yang perlu direspons dengan baik dengan menjadikan kampus sebagai rumah bersama bagi setiap orang. UINSSC harus mampu menemukan titik temu integrasi ilmu agama dan sains, dengan utamanya model pendidikan berbasis siber,” katanya.
Untuk itu, Prof Ria Yulia menegaskan, saat ini UINSSC telah melakukan banyak upaya serius menuju Digital Multimedia University (DMU) dan Open Islamic Education Resources (OIER) bereputasi global.
Misalnya, kata dia, dengan melakukan diklat bagi civitas akademika, digitalisasi perangkat pembelajaran dan program kemitraan internasional.
“Harapanya, UINSSC tidak hanya akan mencetak ahli ilmu agama, melainkan ilmu-ilmu eksakta. Menghidupkan kembali kejayaan ilmuan-ilmuan muslim dalam bidang STEM (Science. Technology, Enginering dan Mathematics),” tandasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.