SUARA CIREBON – Pecah kongsi Dinasti Marcos dan Dinasti Duterte di Filipina makin lebar. Terkini, kedua dinasti itu bahkan sudah mulai saling ancam.
Rodrigo Duterte, bahkan menyatakan bakal memerdekakan Mindanao, wilayah selatan Filipina yang menjadi kampung halaman mantan presiden Negeri Jiran tersebut.
Menanggapi ancaman Duterte, Presiden Filipina, Ferdinan Marcos Jr atau dikenal dengan nama Bongbong Marcos, tak kalah gertak.
Bongbong Marcos menyatakan sikap tegas. Ia akan menggunakan kekerasan dan mengerahkan operasi militer jika ada upaya pemisahan wilayah sebagaimana ancaman Duterte.
Sikap tegas Bongbong Marcos didukung sepenuhnya oleh Penasehat Keamanan Nasional Filipina, Aduardo Ano.
Eduardo Ano menyatakan akan mengerahkan kekuatan militer jika ada upaya memerdekakan Mindanao yang mengancam kedaulatan wilayah Filipina.
“Pemerintah nasional akan bertindak tegas. Kewenangan dan kekuatan akan dikerahkan untuk setiap upaya pemisahan wilayah,” tutur Aduardo Ano.
Seruan memisahkan diri seperti disampaikan Rodrigo Duterte, merupakan ancaman kedaulatan Filipina yang serius dan akan merusak perjanjian damai dengan bangsa Moro yang muslim dan memiliki riwayat pemberontakan panjang.
Pecahnya kongsi antar dinasti politik di Filipina ini dipicu oleh pandangan yang berbeda antara mantan Presiden Rodrigo Duterte dengan Presiden Filipina saat ini, Bongbong Marcos.
Selain terkait kebijakan luar negeri, juga karena rencana amandemen konstitusi 1987 Filipina yang tengah dirancang oleh Bongbong Marcos.
Duterte menilai amandemen itu hanya pintu masuk bagi Bongbong Marcos untuk melanggengkan kekuasaan.
Sementara Bongbong Marcos mengungkapkan, amandemen konstitusi 1987 bertujuan untuk memudahkan investasi asing masuk ke Filipina.
Seperti diketahui, Bongbong Marcos menjadi Presiden Filipina setelah menggandeng anak dari Rodrigo Duterte, Sara Duterte sebagai wakil presidennya.
Pasangan Bongbong Marcos dan Sara Duterte, memenangkan pemilihan presiden di tahun 2021 dan mengantarkan putra mantan diktator Filipina, Ferdinan Marcos kembali berkuasa di Istana Malacanang di Manila.
Bongbong Marcos merupakan putra dari diktator Filipina, Ferdinan Marcos yang berkuasa selama dua puluh tahun, menyuburkan korupsi dan menyebabkan kebangkrutan di Filipina di tahun 1980an.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.