SUARA CIREBON – Jasad korban ketiga siswi SD Negeri 1 Lajer, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu yang hilang terseret arus sungai akhirnya diketemukan.
Mayat tersebut bernama Rahma (10 tahun). Merupakan korban ketiga dalam musibah siswi SDN 1 Lajer, Tukdana, Indramayu yang terjadi pada Sabtu siang, 17 Februari 2023.
Mayat Rahma diketemukan berada sekitar satu kilometer dari kejadian pertama kecebur ke sungai Panarikan dan langsung hilang tenggelam terseret arus deras pada Minggu siang pukul 09.15 WIB, 18 Februari 2024.
“Sudah diketemukan. Ini korban ketiga yang terakhir dalam musibah di Sungai Panarikan,” tutur Edy Sukamto, komandan Tim SAR yang melakukan pencarian sejak Sabtu kemarin.
Mayat Rahma diketemukan pada pencarian hari kedua setelah hari pertama tidak diketemukan.
“Dengan diketemukannya mayat korban ketiga, operasi pencarian dihentikan,” tutur Edy.
Seperti diketahui, tiga siswi SD Negeri 1 Lajer, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, meninggal dunia setelah kecebur di Sungai Panarikan di desa tersebut.
Musibah terjadi ketika para siswa SDN 1 Lajer mengikuti kegiatan Pegasus (Pasukan Khusus Pramuka) pada Sabtu, 17 Februari 2024 pagi.
Dalam kegiatan Pegasus Pramuka tersebut, para siswa melakukan gerak jalan menyusuri areal persawahan antara Desa Tukdana ke Lajer sejauh sekitar dua kilometer.
Para siswa SDN 1 Lajer, Tukdana yang ikut Pegasus Pramuka, terbagi ke dalam tiga grup, dan wajib melewati jalur yang telah ditentukan oleh kakak pembinanya.
Tiap rombongan menyusuri areal persawahan yang kebetulan berada di pinngir sungai. Para siswa menyusuri tanggul di tubir Sungai Panarikan.
Musibah terjadi saat, rombongan siswi melewati tubir sungai dan pematang sawah. Menurut kesaksian, rombongan para siswa sempat bercanda sehingga mereka lengah.
Para siswi yang berada di tubir tanggul sungai, terlihat kecebur Sungai Panarikan yang kebetulan tengah berarus deras dan cukup dalam.
Musibah berlangsung sangat cepat, tiga siswi yang kecebur dan ke tengah, terlihat langsung terseret arus deras.
Kakak pembina yang menyaksikan insiden itu, sempat langsung mencebur untuk menolong para siswa yang berada di sungai.
Ada sekitar sepuluh siswa yang kecebur sungai saat itu. Tiga diantarnya tidak tertolong karena terseret arus deras.
Dari tiga siswi yang terseret arus, satu diantaranya sempat terkejar. Tubuhnya berhasil diangkat ke atas dan langsung dilarikan ke Puskesmas.
Karena kondisinya parah, korban sempat dilarikan ke RS Mitra Plumbon Widasari. Namun akhirnya meninggal dunia, atas nama Sekar Dewi (10 tahun).
Dua siswi lainnya, tidak terkejar oleh kakak pembina karena langsung tenggelam bersama arus sungai yang deras.
Tubuh korban siswi kedua ditemukan pada Sabtu malam sekitar pukul 19.00 WIB. Sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Tubuhnya tersangkut jembatan bambu. Saat ditemukan, tubuhnya hanya berjarak 50 meter dari tempat pertama kecebur.
Korban kedua bernama Mikaila (10 tahun). Musibah terjadi pada Sabtu siang, baru diketemukan Sabtu malam, mayatnya tersangkut di bawah jembatan bambu.
Sampai Minggu siang ini, 18 Februari 2024, masih ada satu korban yang hilang. Belum diketemukan atas nama Rahma (10 tahun). Tim SAR Indramayu dan Jabar baru menemukan pada Minggu siang pukul 09.15 WIB. Mayat korban langsung dievakuasi dan diserahkan ke keluarganya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.