SUARA CIREBON – Mendekati lebaran, Kang Dedi Mulyadi (KDM) semakin getol ngabuburit dengan mengendarai sepeda motor untuk langsung melihat kondisi warga dan para pemudik.
Beragam kisah diperoleh KDM saat ngabuburit berkeliling keluar masuk perkampungan di sekitaran daerah Subang, Jawa Barat.
Kali ini, KDM memperoleh kisah Tuti Handayani (35 tahun), seorang janda cantik di Babakan Bandung, Kecamatan/Kabupaten Subang.
Janda ini membuat kagum Kang Dedi Mulyadi (KDM). Terungkap, tak hanya menghidupi kedua anaknya, janda cantik itu sehari-hari juga mengurus kedua orang tuanya sakit, serta mengurus satu adik kandungnya yang disabilitas.
Pertemuan KDM dengan janda bermula saat KDM bertemu seorang pemuda disabilitas bernama Diki Tomi. Ia sedang duduk di papan beroda dan menggunakan tangannya untuk berjalan di sekitaran Babakan Bandung.
KDM lantas meminta Diki menunjukkan rumahnya. Sesampainya di rumah didapati fakta ternyata ia hidup dengan ibu yang mengalami sakit komplikasi gagal ginjal dan harus rutin cuci darah di RS Ciereng. Sementara bapaknya, menderita sakit stroke namun tidak berobat karena ketiadaan BPJS.
Dari dalam rumah muncul seorang wnaita paruh baya, kemudian diketahui bernama, Tuti yang merupakan kakak dari Diki. Tuti seorang janga. Suaminya meninggal karena sakit saat ia hamil tua anak kedua empat tahun lalu.
“Dulu suami kerja menjahit. Kalau saya kerja di pabrik sudah 10 tahun untuk membiayai semua keluarga,” ucap Tuti.
Dalam satu bulan Tuti mendapat gaji Rp 3,2 juta dipotong cicilan bekas membangun rumah Rp.900 ribu. Sisanya ia gunakan untuk menghidupi kedua anaknya, adiknya yang disabilitas, dan biaya merawat kedua orang tuanya yang sakit.
Di tengah kesibukannya bekerja Tuti masih bisa membagi waktu mengurus segalanya. Bahkan tak jarang ia harus bergegas pulang kerja untuk mengantar ibunya rutin cuci darah ke rumah sakit.
“Kalau kepepet alhamdulillah ada teman yang suka bantu pinjamkan uang. Sekarang sisa utangnya tinggal Rp 1 juta,” ujarnya.
Decak kagum spontan muncul pada diri KDM terhadap apa yang dilakoni Tuti selama ini. Betapa tidak, ia kini harus mengurus kebutuhan keluarga sendiri karena sang suami telah meninggal dunia empat tahun lalu dan meninggalkan dua orang anak.
“Tetah hebat, mentalnya kuat. Tidak kebayang oleh saya bagaimana sisa gaji yang sekitar Rp 2 juta bisa untuk dua anak, adik dan mengurus kedua orang tua yang sakit, hebat sekali, kagum saya,” ucap KDM.
Di akhir pertemuan KDM memberikan sejumlah uang untuk membantu kebutuhan sehari-hari keluarga tersebut. Tak hanya itu sisa utang Tuti kepada temannya pun dilunasi. Tuti pun tak kuasa menahan tangis setelah mendapatkan berbagai bantuan tersebut.
“Ibunya kan sudah ditanggung BPJS, nanti tinggal bapaknya dibuatkan dan ditanggung BPJS oleh saya. Ibu dan bapak walaupun sakit punya pusaka paling hebat dalam keluarga yakni punya anak seperti ini (Tuti),” pungkas Kang Dedi Mulyadi.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.