SUARA CIREBON – Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB mengkhawatirkan militer Israel akan menargetkan situs nuklir Iran dalam serangan belasan yang tengah direncanakan pemerintah Yahudi.
Kekhawatiran PBB mengemuka setelah otoritas militer Israel menyatakan akan membalas serangan Iran yang dilancarkan pada Sabtu dan Minggu (14 – 15 April 2024) dengan meluncurkan sedikitnya 300 rudal dan drone.
Jendral Heri Halevi, Panglima Militer Israel, mengungkapkan sikapnya yang akan membalas serangan Iran ke Israel.
“Kami akan membalas dengan waktu tertentu yang tengah direncanakan,” tutur Herzi Halevi saat berpidato di depan pasukan Israel di pangkalan udara selatan Israel yang sempat menjadi target serangan Iran.
Kekhawatiran PBB diungkapkan, lembaga pengawas nuklir PBB atau Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
IAEA mengkhawatirkan serangan balasan Israel menjadikan fasilitas atau situs nuklir Iran sebagai sasaran. Jika ini terjadi dampak kerusakannya akan sangat luas dan massif.
“Kami mengkhawatirkan soal ini (serangan Israel ke situs nuklir Iran).” tutur Direktur Jendral IAEA, Rafel Grossi.
PBB mendesak seluruh pihak menahan diri. Baik Iran maupun Israel tidak memperburuk situasi dengan mengedepankan solusi militer.
IAEA sendiri akan memaksimalkan pengawasan terhadap situs nuklir Iran yang berada dalam jangkauan radar Israel.
“Kami akan mengintensifkan pengawasan terhadap situs nuklir Iran yang berada dalam posisi sangat rawan,” tutur Grossi.
Grossi menjelaskan, selama ini, pemerintah Iran aktif dalam pengembangan teknologi pengakayaan bahan nuklir.
Meskipun sejauh ini, seperti dijelaskan Iran, pengayaan uranium atau energi nuklir itu untuk tujuan damai.
Dunia internasional, terutama barat, selalumengkhawatirkan pengayaan uranium atau energi nuklir Iran sebagai tahap untuk pembuatan senjata nuklir di negeri tersebut yang akan sangat membahayakan keamanan di wilayah Timur Tengah.
Situs nuklir Iran merupakan fasilitas nuklir terbesar di wilayah Timur Tengah yang terus dikembangkan meskipun di tengah kecaman masyarakat internasional.
Sementara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi pro aktif melobi Iran dan Amerika untuk pentingnya saling menahan diri.
Menlu Retno membuka hubungan langsung melalui saluran internasional dengan Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian.
Menlu Retno Marsudi mendesak Iran bisa menjaga diri dan tidak melakukan konflik lebih jauh dengan Israel.
Retno Marsudi juga mengontak Menlu Antony Blinken. Mendesak Amerika menggunakan pengaruhnya untuk mencegah Israel melakukan pembalasan dan memperburuk situsi.
Ketiadaan hubunga diplomatik antara Indonesia dengan Israel membuat Retno Marsudi hanya bisa melobi melalui Amerika untuk mencegah perang lebih jauh.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.