SUARA CIREBON – Kang Dedi Mulyadi (KDM) terus menelusuri pihak-pihak terkait kematian Vina dan Eki mengungkapkan banyak fakta baru yang belum diketahui masyarakat.
Diantaranya saat Kang edi Mulyadi menemui Samsuri, warga Jalan Saladara, Kelurahan Karangmulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, tempat dimana para terpidana dalam kasus kematian Vina dan Eki berasal.
Posisi Samsuri ternyata cukup penting untuk memperkuat alibi para terpidana kasus kematian Vina dan Eki yang divonis seumur hidup.
Kepada KDM, seluruh warga Jalan Saladara sagat tidak percaya kalau tujuh remaja yang ditangkap polisi karena tuduhan bersalah atas kasus kematian Vina dan Eki sebagai pelakunya.
“Saya yakin mereka tidak bersalah. Tidak ada warga disini yang mempercayai kalau remaja yang ditangkap polisi itu pelakunya,” tutur Samuri.
Samuri mengaku kenal dengan para remaja yang ditangkap polisi. Mereka rata-rata masyarakat yang hidupnya sangat sederhana. Kecil sekali bila melakukan tindakan sekeji yang dituduhkan.
“Nggak mungkin Pak. Saya dan semua warga disini tidak percaya,” tutur Samsuri kepada KDM.
Menurut Samsuri, remaja yang ditangkap polisi itu anak baik-baik. Keseharian dari mereka lebih disibukan dengan kerja sebagai kuli bangunan dan tukang bantu-bantu masyarakat yang membutuhkan.
Samsuri menyebutkan, pada malam kejadian, Sabtu 27 Agustus 2016, remaja yang ditangkap polisi itu sedang sibuk membantu membawa sayuran untuk dijual oleh Bi Sami, warga setempat, di Kuningan.
Bi Sami mengungkapkan keterangannya. Bahwa pada malam itu, sekitar jam 22.00 WIB sampai 22.30 WIB, para remaja yang ditangkap itu membantu mengangkut sayuran ke mobil.
“Malam itu mereka membantu saya ngangkut sayuran. Hampir tiap malam mereka membantu saya. Jadi tidak mungkin dan tidak percaya mereka pelakunya,” tutur Bi Sami.
Penjelasan Bi Sami dibenarkan Samsuri yang merupakan menantunya. Samsuri menjelaskan bahwa remaja yang ditangkap polisi bukan geng motor, bahkan kalau nongkrong tidak membawa sepeda motor.
“Mereka itu tidak punya motor. Bahkan ada yang anaknya tukang becak. Sebagian kuli bangunan,” tutur Samsuri.
Samsuri juga menjelaskan, remaja Jalan Saladara, bukan anak-anak muda yang suka tawuran atau berkelahi.
“Kalau ada tawuran di jalan ini, itu anak-anak dari luar. Geng motor yang tawurannya disini di ujung dekat MAN ke pertigaan,” tutur Samsuri.
Kepada KDM, Samsuri pun bercerita tentang kondisi Jalan Saladara sampai ke fly over jalan tol Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.
Bahwa daerah tersebut, terutama di tahun-tahun kematian Vina dan Eki, merupakan tempat rawan tawuran, bentrokan antar geng motor dan tindak kejahatan begal.
“Dari Jalan Saladara sampai fly over itu rawan Pak. Sekarang rada mending, kalau malam banyak lampu jalan. Tahun 2016 itu gelap dan sangat sepi kalau di malam di atas jam sepuluh,” tutur Samsuri.
Samsuri bahkan punya pengalaman langsung saat dirinya nekat menganggalkan aksi pembegalan di fly over.
“Malam hari Pak. Saya lihat begal bawa senjata tajam mau merampok wanita. Saya kuntit dari belakang. Malah saya kasih peringatan dengan mencet klakson. Karena begal terus mengejar korban, saya nekad. Saya tabrak dari belakang sampai jatuh,” tutur Samsuri.
Waktu itu, tutur Samsuri, korban wanita sudah terjatuh. Hanya saat begal mau mendekati korban. Samsuri yang naik mobil langsung memepet begal sambil teriak-teriak jambret.
Karena takut ada mobil, begal itu akhirnya kabur. Saat itulah Samsuri menabrak sepeda motor begal dari belakang hingga terluka.
“Saya sampai jadi saksi di persidangan Pak. Karena saya yang menggagalkan begal itu. Begal itu sampai ditahan,” tutur Samsuri.
Kepada Kang Dedi Mulyadi, Samsuri mengungkapkan kalau daerahnya di tahun-tahun 2016 itu rawan begal.
“Bahkan ada suami istri, bawa anak naik motor. Istrinya yang bonceng dibegal sampai jatuh dan meninggal dunia di fly over,” tutur Samsuri.
Samsuri juga pernah melindungi sepasang remaja yang ketakutan karena ada begal membawa senjata tajam di fly over.
“Waktu itu saya minta sepasang kekasih itu untuk turun melindungi mereka dari incaran begal,” tutur Samsuri.
Samsuri menyambut baik upaya KDM yang mau ikut membantu para terpidana yang diyakini bukan pelaku penyebab kematian Vina dan Eki.
“Saya hanya ingin menunjukan siapa yang benar dan salah. Saya yakin, setiap kebenaran akan menemukan jalannya,” tutur KDM.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.