SUARA CIREBON – Luas lahan sawah yang dilindungi (LSD) di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon mencatat, pada tahun 2021 jumlah LSD seluas 52 ribu hektare lebih.
Sementara pada tahun 2024 ini, luas LSD di Kabupaten Cirebon sesuai Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berada di angka 48 ribu hektar lebih. Jumlah LSD tersebut banyak tersebar di Kecamatan Gegesik dan Kecamatan Kaliwedi.
Sekretaris Distan Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, melalui angka-angka tersebut diketahui luas LSD mengalami penurunan sekitar 4.000 hektare. Lahan yang seharusnya menjadi lahan abadi tersebut banyak beralih fungsi menjadi perumahan, pabrik atau kawasan industri dan lainnya.
“Sekitar 4.000 hektare (LSD, red) beralih fungsi ke perumahan, pabrik atau kawasan industri,” ujar Nanang Ruhyana, Rabu, 26 Juni 2024.
Karena itu, kini pihaknya akan memanfaatkan program Kementerian Pertanian (Kementan) guna melakukan penambahan areal tanam. Menurutnya, Kementan RI mempunyai program pompanisasi dengan mendroping mesin pompa ke para kelompok tani, termasuk untuk para petani di Kabupaten Cirebon.
Dari program tersebut, Nanang menargetkan 1.700 hektare lahan tadah hujan bisa produktif untuk dua kali masa tanam.
“Kemarin yang terverifikasi ada 248 hektare yang sudah siap sumber airnya baik dari sungai maupun irigasi sekunder,” kata Nanang.
Nanang menjelaskan, saat ini bantuan pompa air untuk para kelompok tani di Kabupaten Cirebon yang telah diterima distan sebanyak 130 mesin. Dimana satu unit pompa air tersebut diperkirakan dapat mengairi 10 hektare lahan tadah hujan.
“Itu berarti sudah 1.400 hektare dari target 1.700 hektare,” terangnya.
Lahan tadah hujan di Kabupaten Cirebon lebih banyak di wilayah barat Kabupaten Cirebon seperti di Kecamatan Palimanan, Suranenggala, Panguragan, Beber , dan Kecamatan Talun serta wilayah lainnya.
“Kalau wilayah timur Kabupaten Cirebon enggak masalah,” ucap Nanang.
Melalui program pompanisasi tersebut, ia berharap akan ada peningkatan masa tanam pada lahan tadah hujan. Sedangkan pada lahan nontadah hujan ditargetkan tiga kali masa tanam.
“Ada peningkatan yang tadah hujan dan yang kritis di masa tanam kedua,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.