SUARA CIREBON – Musim tanam kedua yang sebentar lagi akan memasuki masa panen, hanya dilakukan oleh sebagian kecil petani hal itu dimungkinkan membuat pasokan beras berkurang sehingga berdampak pada kenaikan harga beras.
Diprediksi pada akhir bulan Juli dan awal Agustus secara nasional harga beras akan mengalami kenaikan, untuk Perum Bulog Cabang Cirebon dipastikan persediaan stok beras aman hingga akhir tahun 2024.
Hal itu disampaikan kepala Perum Bulog wilayah Cirebon yang baru, Ramaijon Purba saat bersilaturahmi dengan media Kamis, 27 Juni 2024 di kantor Perum Bulog Cabang Cirebon, Kota Cirebon.
“Kemungkinan besar harga beras di pasaran tidak bergerak, tapi kalau memang nanti ada gejolak harga kita siap untuk membantu pemerintah dalam rangka meredam gejala tersebut,” ungkapnya.
Ramaijon Purba dalam kesempatan tersebut menyampaikan, kenaikan harga beras biasanya dipengaruhi terkait ketersediaan stok dan kebutuhan, sebagaimana diketahui saat ini telah memasuki fase musim tanam kedua yang dalam waktu dekat sudah memasuki masa panen.
Akan tetapi, lanjutnya, pada masa tanam kedua ini tidak seperti masa tanam pertama yang hampir semua petani menanam padi, sehingga antara pasokan hasil panen dengan kebutuhan pangan masyarakat kurang seimbang hal itu berada kenaikan harga beras, kenaikan harga beras diperkirakan akan terjadi pada akhir Juli atau awal Agustus.
“Bicara soal kenaikan harga beras itu adalah nasional sehingga di Cirebon khususnya wilayah kerja Perum Bulog Cirebon meskipun stok beras kita aman hingga akhir tahun 2024 tetapi kenaikan harga tersebut bisa saja terjadi, namun yang kita harapkan dengan upaya yang dilakukan oleh Perum Bulog bisa menekan angka kenaikan harga beras, ” jelasnya.
Saat ini Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dari Rp10.900 per kilogram sekarang naik menjadi Rp12.500 perkilogram, untuk beras premium dari Rp 12.900 menjadi Rp14.900 per kilogram, yang mempunyai kewenangan menentukan HET adalah pemerintah, sementara Perum Bulog adalah mendukung dari penerapan HET itu sendiri .
Menurutnya, kalau melihat stok beras yang ada di Perum Bulog Cabang Cirebon itu sudah bisa untuk menerapkan dari HET tersebut, akan tetapi, kenaikan harga beras berlaku secara Nasional, kalau harga beras berlaku secara lokal kewilayahan, dimungkinkan di Cirebon tidak akan mengalami kenaikan harga beras ketika di wilayah lain kekurangan ketersedian stok beras.
“Di Cirebon bisa aman ketersediaan stok beras hingga akhir tahun tetapi belum tentu wilayah lain aman, kondisi tersebut yang membuat harga beras akhirnya naik,” paparnya.
Dijelaskannya, stok beras yang ada di gudang Perum Bulog Cabang Cirebon saat ini ada sekitar 65 ribu ton, kebutuhan sendiri biasanya untuk tiga hal, pertama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) , kemudian pasar murah dan ketiga untuk persediaan bantuan pangan.
Ramaijon menyebut saat ini untuk bantuan pangan sudah semua tersalurkan, dan kalau informasi ke depan masih akan ada penyaluran buat bantuan pangan kembali yang rencananya untuk 3 tahap kalau bertahap yang biasanya Perum Bulog cabang Cirebon mengeluarkan sekitar 6.200 ton, untuk tiga tahap Berarti sekitar 18.600 ton, Perum Bulog Cirebon masih tetap dalam posisi aman.
“Namun demikian, selama ada gabah dari petani kalau memang dari sisi kualitas dan harga masuk, kita Bulog masih tetap menyerap,” jelasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.