SUARA CIREBON – Tidak semua kenikmatan dunia adalah adalah rahmat atau kasih sayang Allah SWT, tetapi bisa jadi merupakan istidraj.
Sebuah pesan berantai beredar di berbagai Grup WhatsApp (Grup WA) pada hari Jumat pagi, 26 Juli 2024. Menjadi seperti khotbah Jumat berisi peringatan bahwa tidak kenikmatan merupakan rahmat dan berkah dari Alla SWT.
Pesan berantai itu menjelaskan, banyak orang diberi kenikmatan oleh Allah SWT bukan karena kasih sayang Nya, melainkan sebagai “jebakan” istidraj.
Mereka yang diberi nikmat tersebut terlihat sejahtera di mata manusia, tetapi sebenarnya sedang dijebak dengan berbagai kesenangan duniawi yang akan menjadi azab di akhirat.
Rasulullah Nabi Muhammad SAW bahkan pernah menyampaikan peringatan.
“Jika kamu melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (H.R. Ahmad).
Dari peringatan Rasulullah di atas, terlihat bagaimana kesenangan yang dirasakan seseorang di dunia tidak bisa dijadikan sebagai alat ukur tingkat kesalihan. Misalnya, orang yang melakukan praktik riba atau korupsi, tetapi mereka mendapatkan kekayaan yang berlimpah.
Ada pula orang yang suka menzalimi orang lain, tetapi mereka tetap mendapatkan pengaruh dan kehormatan yang tinggi.
Di samping itu, kendati mereka memiliki harta berlimpah dan merasakan kemewahan, sejatinya mereka sedang dipermainkan oleh Allah agar terus terlena dalam kemungkaran.
Sikap waspada dan hati-hati bagi siapa pun menjadi penting. Sebab, tidak semua kenikmatan adalah rahmat, tetapi bisa jadi merupakan istidraj.
Ketika Allah memberikan banyak kenikmatan dunia kepada ahli maksiat, itu salah satu ciri dari istidraj. Semakin seseorang bermaksiat, semakin ditambah kenikmatannya.
Demikian cara Allah membiarkan seseorang mendapatkan kenikmatan semu di dunia. Hal itu dmaksudkan sebagai bentuk hukuman terhadap mereka yang telah menyimpang dari ketentuan Nya..
Cara termudah untuk mengenali apakah kenikmatan yang didapat seseorang merupakan rahmat dari Allah atau istidraj adalah dengan menggunakan barometer ketakwaan.
Jika seseorang taat dalam beribadah, kenikmatan yang diterimanya bagian dari rahmat Allah. Jika orang tersebut lalai dalam beribadah, maka kenikmatan yang dimilikinya itu merupakan istidraj.
Pertanyaannya, apakah kenikmatan yang diterima seseorang membuat orang tersebut bertambah dekat dengan Allah atau justru membuatnya semakin jauh dari-Nya?
Itulah sebabnya, kita tidak perlu silau dengan kesuksesan seseorang, sementara dia masih bergelimang dosa. Itulah ciri orang yang sedang tertimpa istidraj.
Semoga Allah rida menganugerahkan kepada kita semua: kesehatan, keselamatan, rahmat (kasih sayang-Nya), berkah (bertambahnya kebaikan), ampunan atas dosa-dosa kita, umur panjang, rezeki halal, serta kemudahan mengarungi kehidupan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.