SUARA CIREBON – Pelaksanaan ibadah salat Jumat di Masjid Agung Sumber, Kabupaten Cirebon, pada Jumat, 26 Juli 2024 lalu, membuat banyak jemaah terkagum-kagum sekaligus penasaran.
Pasalnya, petugas yang bertindak sebagai muroqi, muadzin, khatib hingga imam salat Jumat bukan petugas yang telah terjadwal seperti biasanya, melainkan personel Polri.
Dimana, bertindak selaku muadzin dan muroqi adalah Kapolsek Gempol, Kompol Rynaldi. Sedangkan khatib sekaligus imam salat Jumat adalah Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Syahrul Faidzin yang merupakan Taruna Akpol Semarang asal Cirebon.
Jemaah merasa kagum lantaran suara adzan dan muroqi dikumandangkan Kapolsek Gempol sangat merdu dengan pengucapan lafal yang fasih.
Begitu pula dengan imam salat Jumat ketika membacakan surat-surat panjang, pelafalan dan nadanya yang terdengar indah semakin menambah kekhusyukan dalam beribadah.
Maklum saja, sosok imam salat Jumat tersebut merupakan seorang penghafal Al-Qur’an yang telah resmi diterima di Akademi Kepolisian Indonesia (Akpol).
Bahkan, Syahrul Faidzin menjadi satu-satunya pemuda asal Kabupaten Cirebon yang berhasil lolos masuk ke Akpol pada tahun 2023 lalu.
Kepada Suara Cirebon, Syahrul menjelaskan, kecintaan dirinya kepada Al-Qur’an bermula sejak masih usianya belia. Ia mengaku mulai menghafal Al-Qur’an sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).
Menurut Syahrul, menghafal Al-Qur’an bukan hanya tentang mengingat ayat-ayat, tetapi juga memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ia mengatakan, usai menempuh pendidikan SD, ia lalu melanjutkan pendidikan di salah satu pesantren untuk mulai mendalami Al-Qur’an.
“Dari situ saya mulai mendalami Al-Qur’an,” ujar Syahrul.
Syahrul mengakui, perjalanan menghafal Al-Qur’an tidaklah mudah. Karena ia harus membagi waktu antara belajar di sekolah dengan beragam kegiatan ekstrakurikuler dan menghafal Al-Qur’an.
Namun dengan tekad yang kuat, Syahrul pun berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz di usianya yang belum genap 17 tahun. Keberhasilannya tersebut, diungkapkan Syahrul tak lepas dari dukungan keluarga yang diyakininya menjadi pilar utama dalam setiap langkahnya.
Diterima di Akpol
Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SMA, Syahrul memutuskan untuk mengikuti seleksi Akpol. Tentunya, fisik maupun mental ia siapkan dengan matang dan penuh kedisiplinan. Bahkan, persiapan untuk masuk Akpol sudah ia siapkan sejak masih duduk di bangku SMP.
“Untuk masuk ke Akpol saya sudah siapkan dari SMP, baik kesiapan akademik, psikotes maupun jasmani,” tuturnya.
Selain kerja keras, ia juga selalu berdoa memohon bimbingan Allah dalam setiap langkah yang diambil. Dari kerja keras dan doa yang terus dilakukannya itu, akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan.
Karena Syahrul bukan hanya lolos ke Akpol, tapi ia juga berhasil meraih ranking 1 saat dilakukan tes jasmani se-Jawa Barat.
Syahrul menjelaskan, keberhasilan dirinya diterima dan lolos hingga meraih ranking tersebut merupakan hasil dari pola kombinasi yang diterapkan dalam menjalani kerja kerasnya. Pola yang dimaksud yakni kombinasi dedikasi yang tinggi dan iman yang kuat.
Menurut Syahrul, menjadi polisi bukan sekadar sebagai profesi, tetapi merupakan panggilan jiwa untuk melayani dan melindungi masyarakat dengan penuh integritas.
Syahrul bertekad untuk menjadi perwira polisi yang tidak hanya kompeten dalam menjalankan tugas saja, tapi lebih dari itu, juga mampu menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan keadilan.
Langkah besar Syahrul menjalani pendidikan Akpol tersebut, menjadi bukti dari seorang penghafal Al-Qur’an yang bisa prestasi gemilang di kancah nasional.
Kisah Syahrul Faidzin tersebut tentu menjadi inspirasi bagi generasi muda di Kabupaten Cirebon. Dimana, mimpi besar dapat diraih seseorang dengan ketekunan, doa, dan kerja keras.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.