SUARA CIREBON – Petani di Kabupaten Indramayu tengah mengejar target bisa melakukan program Indeks Pertanian atau IP 300 atau target tanam 3 kali dalam setahun.
Target mengejar IP 300 karena Indramayu yang menjadi sentra produksi beras terbesar di Jawa Barat dipatok tahun ini bisa mencapai 1,8 juta ton.
Informasi di Dinas Prtanian (Dipertan), Selasa 30 Juli 2024, target 1,8 juta ton dimaksud adalah Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 1,2 juta ton beras.
“Tahun ini kita ditarget 1,8 juta ton GKG,” tutur Plt Kepala Dinas Pertanian (Dipertan) Indramayu, H Sugeng Heryanto.
Target ini, naik 300.000 ton GKG dibanding hasil produksi tahun 2023 yang mencapai 1,5 juta ton.
Dalam tiga tahun ini, berdasar data di Dipertan, produksi padi Indramayu naik di kisaran 300 ton. Tahun 2022 produksi 1,4 juta ton, 2023 produksi 1,5 juta ton dan tahun 2024 ini dipatok 1,8 juta ton.
“Indramayu memang menjadi andalan untuk produksinya terus naik. Salah satunya dengan beroperasinya Bendung Cipanas serta pompanisasi,” tutur Sugeng.
Daerah di pantura Jabar ini masuk daerah yang diprioritaskan dalam pelaksanaan Program Percepatan Optimalisasi Pencapaian Indikator Makro Pembangunan.
Sugeng optimis dengan beroperasinya Bendung Cipanas. Daerah selatan dan tengah Indramayu bakal memperoleh pasokan air lebih memadai seperti Kroya, Gabuswetan, Gantar hingga Kandanghaur.
“Bendung Cipanas akan memperluas cakupan areal sawah yang memperoleh pasokan irigasi,” tutur Sugeng.
Program lain ialah pompanisasi di wilayah-wilayah yang sering terkendala pasokan air di wilayah selatan seperti di Bangodua, Tukdana dan Widasari.
“Terutama di musim tanam gadu sekarang dimana ketersediaan dan pasokan air terbatas. Pompanisasi sangat penting untuk menjangkau sawah yang jauh dari saluran irigasi,” tutur Sugeng.
Jaminan Pupuk
Sementara Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), H Sutatang meminta pemerintah bisa menjamin ketersediaan pupuk.
“Kita dipatok tinggi dan terus meningkat, tapi harus ada jaminan ketersediaan pupuk,” tuturnya.
Sutatang belajar dari musim tanam rendeng tahun 2024 lalu. Produksi padi per luasan hektare masih di bawah target.
“Target panen per haktera itu 8,2 ton. Tapi gara-gara ada pengurangan alokasi pupuk bersubsidi membuat produksi turun di bawah target, sekitar 7,8 ton sampai 8 per hektar,” tutur Sutatang.
Petani di Indramayu sudah mengetahui kalau ditarget harus bisa IP300 atau tanam 3 kali dalam setahun.
Namun pemerintah harus konsekuen meringankan tugas petani dengan menjamin pasokan air dan ketersediaan pupuk bersubsidi. “Kalau ada air dan pupuk, IP300 bisa dikejar,” tutur Sutatang.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.