SUARA CIREBON – Meski dikepung ancaman serangan serentak oleh Iran, Hamas, Hizbullah dan Houthi, Israel memilih bungkam.
Israel tak berkomentar terkait kematian Ismail Haniyeh. Baik mengakui atau menyangkal terlibat dalam pembunuhan ketua biro politik Hamas di Teheran, Iran pada akhir Juli 2024.
Meski dalam ancaman serangan Iran Cs, Israel bersikap diam. Pasukan Israel hanya berkonsentrasi menghadapi serangan.
Baik Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu maupun Menter Pertahanan, Yoav Gallant, tidak mengakui maupun menyangkal terlibat dalam pembunuhan Ismail Haniyeh di kediamannya di utara Teheran.
Ismail haniyeh terbunuh di kediamannya di perumahan veteran yang merupakan aset kenegaraan pemerintah Iran dan dalam wilayah otoritas Garda Revolusi Iran.
Kepala Biro Politik Hamas itu dibunuh menggunakan rudal jarak pendek dengan proyektil berisi 7 kilogram bom dengan daya ledak tinggi.
Ismail Haniyeh tewas terkubur reruntuhan bangunan yang diledakan dengan rudak dengan pengendali dari jarak jauh di liar kompeks veteran tempatnya menginap usai menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.
PM Israel, di depan parlemen hanya mengungkapkan suka cita atas kematian Ismail Haniyeh. Ia menyebutkan, kematian pucuk pimpinan Hamas itu sebagai hadiah untuk rakyat Israel.
“Ini merupakan hadiah bagi rakyat Israel,” tutur Netanyahu.
Netanyahu sendiri tidak mengakui terlibat pembunuhan Ismail Haniyeh, maupun menyangkal tuduhan Iran.
Hal sama diungkapkan Yoav Gallant yang memilih menyatakan kalau Israel bersiap menghadapi serangan Iran, Hizbullah, Hamas dan Houthi.
Israel juga balik mengancam akan memberi balasan yang berlipat-lipat, termasuk menggelar sejumlah operasi militer yang bakal sangat mengejutkan.
“Kami akan membalas berlipat-lipat. Termasuk menggelar serangkaian operasi serentak yang akan sangat mengejutkan.” tutur Yoav Gallant.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.