SUARA CIREBON – Pemerintah Iran telah memperingatkan seluruh maskapai penerbangan pesawat sipil untuk menjauhi wilayah Udara negara yang berkonflik.
Iran memperingatkan agar pesawat sipil terbang mencari rute penerbangan alternatif yang lebih aman dari kemungkinan terjebak dalam wilayah peluncuran rudal.
Peringatan ini menjadi tanda bahwa Iran sedang mensterilkan wilayah Udara sejumlah negara sebelum memulai meluncurkan rudal pertamanya ke Israel sebagai bentuk serangan balasan.
Iran mengungkapkan, serangan ke Israel merupakan balasan atas kematian Ismail Haniyeh, pucuk pimpinan Hamas yang menjadi tamu kenegaraan Iran.
Pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh di wilayah Irak dan dalam perlindungan otoritas keamanan Garda Revolusi Iran, dianggap sebagai serangan langsung ke negara Mullah tersebut.
“Pembunuhan Ismail Haniyeh merupakan serangan ke kedaulatan kami. Iran memiliki hak legal untuk membalas Israel,” tutur Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani.
Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken telah memperingatkan negara G7 dan sekutunya di Kawasan soal kemungkinan besar serangan Iran ke Israel.
“Kami menerima laporan keseriusan Iran menyerang Israel,” tutur Blinken.
Israel sendiri, sejak pembunuhan Ismail Haniyeh, Rabu 31 Jul 2024, sampai sekarang, Selasa 6 Agustus 2024, tidak mengakui maupun menyangkal terlibat dalam peristiwa tersebut.
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Yoav Gallant, maupun Perdana Menteri (PM), Benyamin Netanyahu, tidak menyinggung keterlibatan intelijennya,Mossad, dalam pembunuhan Ismail Haniyeh.
Namun Iran sudah berkeyakinan bahwa agen Mossad yang telah membunuh Ismail Haniyeh. Iran menjelaskan, tidak ada negara yang paling berkepentingan dengan kematian kepala biro politik Hamas tersebut.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.