SUARA CIREBON – Perbaikan ruas jalan Kaliwedi-Guwa Kidul yang mengalami ambles sejak tujuh tahun silam ternyata tak bisa dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata ruang (DPUTR) Kabupaten Cirebon. Pasalnya, ruas jalan tersebut dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (CC).
Kepala Bidang Bina Marga pada DPUTR Kabupaten Cirebon, Iwan Santoso mengatakan, ruas jalan Kaliwedi-Guwa Kidul sendiri sebenarnya masuk kategori jalan kabupaten. Namun karena pembangunan awal ruas jalan tersebut dilakukan oleh BBWS, maka proses perbaikannya pun akan dilakukan oleh BBWS.
Iwan mengatakan, pihaknya telah mengetahui kondisi kerusakan jalan yang diakibatkan amblesnya bahu jalan tersebut, sejak lima tahun lalu. Namun, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran pembangunan awal ruas jalan tersebut dilakukan oleh BBWS.
Sehingga dikhawatirkan ruas jalan tersebut telah tercatat sebagai aset BBWS CC.
“Sebab biasanya lokasi yang sudah dibangun oleh BBWS itu akan tercatat sebagai aset BBWS, termasuk ruas jalan Kaliwedi-Guwa. Walaupun ruas jalan tersebut adalah jalan kabupaten,” ujar Iwan Santoso.
Konstruksi ruas jalan tersebut dibuat dengan menggunakan beton, baik pada badan jalan maupun bahu jalan di dua sisinya. Pembangunan dengan memakai konstruksi tersebut dilakukan, lantaran posisi ruas jalan Kaliwedi-Guwa Kidul berdampingan dengan sungai yang notabene menjadi kewenangan BBWS
Sebelumnya, ruas jalan Kaliwedi-Guwa Kidul yang mengalami ambles sepanjang kurang lebih 50 meter itu dikeluhkan sejumlah pengendara sepeda motor yang setiap hari melintas di ruas jalan tersebut.
Salah satu pengendara sepeda motor asal Desa Guwa Kidul, Kecamatan Kaliwedi, Muamar (39) mengatakan, kerusakan jalan tersebut sudah terjadi sekitar tujuh tahun lamanya.
Menurut Muamar, kerusakan ruas jalan berawal dari amblasnya beton bahu jalan yang cukup dalam. Akibatnya, badan jalan pun terbawa amblas hingga kondisi kemiringannya membuat miris para pengendara yang melintas.
Muamar mengaku selalu dihantui rasa was-was ketika terpaksa harus melewati ruas jalan yang dikenal masyarakat Kecamatan Kaliwedi dengan nama Jalan Bandara itu.
Rasa was-was yang menghantui Muamar bukan tanpa alasan. Selain rentan jatuh, kondisi ruas jalan tersebut telah membuat banyak pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan tunggal.
Terutama pengendara dari luar daerah yang tidak mengetahui kondisi jalan yang amblas tersebut. Biasanya, kata Muamar, pengendara sepeda motor langsung menarik rem mendadak hingga tak mampu mengendalikan kendaraan ketika sampai di lokasi tersebut.
“Kondisi jalan dari selatan kan lurus, sehingga banyak yang memacu kendaraan agak tinggi. Tapi setelah sampai di situ mereka kaget, akhirnya jatuh karena kendaraan tidak stabil setelah melakukan pengereman mendadak,” ujar Muamar, Ahad, 1 September 2024.
Insiden kecelakaan tunggal tersebut bahkan sempat dialami seorang teman yang hendak ke rumah dirinya di Desa Guwa Kidul beberapa waktu lalu.
“Apalagi tidak ada rambu-rambu, jadi kebanyakan terkejut melihat kondisi jalan seperti itu, sehingga reflek ngerem mendadak lalu jatuh. Itu dialami sama teman saya sendiri,” terang Muamar.
Hal senada disampaikan seorang petani asal Desa Prajawinangun Wetan, Kecamatan Kaliwedi, Sukarman (61). Pria tersebut sehari-hari menggarap sendiri lahan pertaniannya yang berada persis di samping ruas jalan ambles tersebut.
Ia mengaku sering melihat pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan ambles tersebut. Menurut Sukarman, biasanya kecelakaan terjadi karena pengendara sepeda motor tidak mau mengalah untuk menahan kendaraannya ketika lalu lintas dari dua arah padat.
Terlebih ketika ada kendaraan roda empat yang sudah terlanjur melintas, mayoritas pengendara sepeda motor tidak mau antri menunggu mobil melewati titik tersebut terlebih dahulu.
“Kebanyakan (yang mengalami kecelakaan, red) itu sepeda motor, karena enggak mau nunggu mobil lewat dulu. Tapi mobil angkutan barang juga pernah ada yang terguling di sini,” ujar Sukarman.
Terpisah, warga Desa Prajawinangun Kulon, Kecamatan Kaliwedi, Nanang Wikrama Wardana mempertanyakan kondisi jalan yang hingga kini belum tersentuh perbaikan tersebut. Pasalnya, amblesnya ruas jalan tersebut sudah terjadi kurang lebih tujuh tahun yang lalu.
Sepengetahuan dirinya, amblesnya “Jalan Bandara” tersebut sudah terjadi sejak tahun 2017 silam.
“Dulu tahun 2017 sampai 2018 hampir setiap hari saya melewati jalan itu, kondisinya memang sudah (ambles, red) seperti itu,” ujar Nanang.
Ia berharap, pemerintah melalui dinas terkait dapat segera memperbaiki jalan tersebut. Apalagi jalan tersebut merupakan akses para siswa menuju lokasi SMAN 1 Kaliwedi.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.