SUARA CIREBON – Jika di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah petani protes dengan mandi susu di pusat kota, sedangkan di lereng Merapi, Yogyakarta, petani membuang susu untuk menyirami tanaman.
Petani yang tergabung dalam Koperasi Sapi Perah Merapi (KSPM) Yogyakarta, terpaksa membuang susu hasil produksi sapi perahynya untuk pupuk tanaman.
Dalam video yang beredar, terlihat susu produksi sapi perah petani Merapi, disiramkan ke tanaman untuk pupuk.
Pada gambar lain, petani membuang susu sapi ke saluran air. Mereka protes karena susu hasil produksi sapi perah tidak diserap oleh Industri Pengolahan Susu (IPS).
Karena tidak diserap, susu sapi produksi merea tidak laku. Karena itu, petani menelan kerugian ratusan juta rupiah dan terpaksa membuang untuk menyirami tanaman.
Produksi susu di wilayah Merapi selama ini cukup melimpah. Namun tidak terserap oleh IPS yang diduga karena masuknya susu impor.
“Produksi nasional susu petani itu hanya 20 persen dari kebutuhan susu nasional.Tapi kenapa tidak bisa diserap. Aneh,” tutur petani.
Petani menduga, tidak terserapnya produksi susu sapi mereka yang hanya 20 persen, karena masuknya susu impor.
IPS diduga lebih menerima susu impor daripada membeli susu hasil produksi petani dalam negeri sendiri.
“Di atas kertas, berapapun produksi kami mestinya terserap. Kan kami hanya 20 persen. Makanya ini aneh,” tutur mereka.
Sebelumnya, bertepatan Hari Pahlawan 10 November 2024, viral beredar luas video berisi aksi protes para peternak sapi perah Boyolali, Jawa Tengah mandi susu di perempatan di pusat kota.
Video itu berdurasi 35 detik. Berisi aksi protes peternak sapi perah Boyolali yang terpaksa membagi-bagikan susu secara gratis kepada warga.
Selain membagikan secara gratis, petani Boyolali, dalam video yang viral, terlihat membuang begitu saja susu yang merupakan produksi sendiri.
Terlihat susu dibuang begitu saja dari dalam tong. Bahkan ada seorang peternak yang membiarkan tubuhnya disiram susu.
Aksi mandi susu di pusat Kota Boyolali ini sangat menarik perhatian. Terlihat warga menyaksikan aksi unjuk rasa itu sambil berupaya mengabadikan lewat handphone.
“Boyolali Kota Susu tapi ora payu,” demikian bunyi dari pengeras suara dari para peternak sapi perah yang dilakukan pada Minggu 10 November 2024, bertepatan Hari Pahlawan.
“Boyolali kota susu ora iso adol susu. Ora payu,” tutur peternak lewat pengeras suara.
Masih belum puas, ada satu lagi peternak yang naik ke atas mobil untuk ikut mandi susu. Suasana makin dramatis saat susu disiramkan ke tubuh para peternak dalam aksi unjuk rasa tersebut.
“Bagaimana kita mau membina peternak disaat kami mendorong peternak muda untuk kembali beternak,tapi jual susu ora payu,” tutur peternak dalam aksi tersebut.
Diperoleh keterangan, unjuk rasa itu karena susu produksi para peternak di Boyolali tidak terserap oleh industri pengolah susu (IPS).
Akibatnya, banyak susu yang tidak bisa dijual. Peternak mengeluh karena menelan kerugian besar akibat susu tidak terserap.
Pemerintah Kabupaten Boyolali dikabarkan tengah mencari jalan tengah. Hingga kini, karena produksi berlimpah, akhirnya oleh petani dibagikan secara gratis.
Selebihnya, karena jumlah stok masih tetap banyak akhirnya digunakan oleh petani untuk mandi susu dalam aksi unjuk rasa yang berharap ada perhatian serius dari pemerintah.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.