SUARA CIREBON – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon kembali menggelar debat publik putaran kedua Pemilihan Bupati (Pilbup) Cirebon 2024, di Hotel Aston Cirebon, Rabu, 20 November 2024 siang.
Terpantau, debat pamungkas yang diikuti seluruh pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Cirebon yakni paslon nomor urut 1 Rahmat Hidayat-Imam Saputra (Rahim), paslon nomor urut 2 Imron-Agus Kurniawan Budiman (Beriman), paslon nomor urut 3 Wahyu Tjiptaningsih-Solichin dan paslon nomor urut 4 Mohamad Luthfi-Dia Ramayana, berlangsung cukup panas.
Hal itu karena, keempat pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Cirebon tidak hanya adu gagasan, tapi juga saling melontarkan sindiran tajam.
Tema besar yang diusung dalam debat kali ini ialah soal ‘Tata Kelola Pemerintahan, Reformasi Birokrasi, Kolaborasi Pembangunan, serta Keberpihakan Terhadap Kelompok Rentan dan Difabel untuk Memperkokoh Semangat Kebangsaan di Kabupaten Cirebon’.
Saat memaparkan visi dan program unggulan, setiap paslon menyisipkan sindiran dan kritik kepada lawan debat, terutama saat debat memasuki sesi tanya jawab antarpaslon.
Salah satunya, sindiran paslon atas pengerahan kuwu dan perangkat desa oleh salah satu paslon yang membuat suasana debat kian memanas. Selain itu, kritik soal jual beli jabatan dalam pemerintahan Kabupaten Cirebon juga mengemuka, hingga memantik sorak sorai dan teriakan dari para pendukung paslon.
Dalam sesi wawancara dengan sejumlah awak media, paslon nomor urut 1, Rahmat Hidayat-Imam Saputra (Rahim), menyampaikan pentingnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat agar percepatan pembangunan bisa dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan masyarakat.
Paslon Rahim berjanji untuk menjadi pelayan rakyat yang amanah dan melaksanakan seluruh program yang telah dijanjikan. Rahmat juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur janji-janji kosong yang dilontarkan saat masa kampanya.
“Jangan sampai rakyat hanya menjadi korban janji. Kami ingin membangun Kabupaten Cirebon mulai dari tingkat RT dengan harmoni antara petugas dan masyarakat,” ujar Rahmat.
Sementara paslon nomor urut 2, Imron-Agus Kurniawan Budiman (Beriman) yang mengangkat isu korupsi menyebut, korupsi merupakan musuh bersama. Karenanya, pemimpin harus menjadi teladan bagi bawahan dan masyarakat dalam mengikis budaya korupsi.
“Mau ngomong apa pun, kalau kita sebagai pemimpinnya melakukan korupsi, pejabat di bawahnya tidak akan mau nurut. Jadi, jangan hanya jargon-jargon saja. Pimpinan itu harus jadi suri tauladan,” kata Imron.
Kepada sejumlah awak media, paslon ini juga menyindir janji dari paslon nomor urut 3 Wahyu Tjiptaningsih-Solichin yang mengagendakan pembagian fasilitas berupa sepeda motor untuk semua RT di Kabupaten Cirebon jika kelak terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati.
“Yang logis-logis aja kalau janji, lebih baik anggaran itu digunakan untuk masyarakat secara luas melalui program yang tepat sasaran,” tegasnya.
Sementara terkait jual beli jabatan, Imron menegaskan bahwa hal tersebut merupakan perbuatan haram.
Paslon nomor urut 3, Wahyu Tjiptaningsih-Solichin yang mengusung program ‘Satu Motor untuk Satu RT’ menyebut, program tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada RT yang menjadi ujung tombak pelayanan kepada masyarakat.
Ia menyebut, program tersebut cukup realistis karena sudah melalui itung-itungan dengan tim pemenangan. Anggarannya sendiri, bakal disiapkan melalui APBD Kabupaten Cirebon dan dipastikan tuntas dalam tiga tahun.
“Ada 9.803 RT yang akan mendapatkan motor, itu masih realistis untuk diwujudkan,” ujar Ayu, sapaan akrab Wahyu Tjiptaningsih.
Ayu juga menekankan pentingnya penguatan SDM dan sistem tata kelola pemerintahan yang baik agar bisa memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Kemudian, pelayanan kepada masyarakat juga harus dilakukan sepenuh hati.
“Good governance dan clean governance adalah tujuan utama kami,” kata Ayu.
Paslon nomor urut 4, Mohamad Luthfi-Dia Ramayana, dalam sesi wawancara tersebut menyampaikan kritik tajam dan menyindir paslon nomor urut 2 terkait reformasi birokrasi yang dinilai masih stagnan.
Menurut Luthfi, reformasi birokrasi selama tiga tahun terakhir masih jalan di tempat. Padahal reformasi birokrasi didukung anggaran yang cukup besar, namun pelaksanaanya tidak serius.
Ia menegaskan, paslon Luthfi-Dia berkomitmen untuk menghapus praktik jual beli jabatan dengan menerapkan sistem merit yang berbasis moral, kompetensi, dan kualifikasi. Paslon tersebut juga menyoroti buruknya koordinasi lintas sektor dan kurang optimalnya peran camat dalam pembangunan daerah.
“Kami akan memastikan birokrasi Kabupaten Cirebon bekerja dengan kapasitas besar untuk memecahkan setiap permasalahan yang ada, jika masyarakat memberikan amanah. Pajak kita besar, tapi jalan berlubang masih banyak. Kami akan pastikan itu beres,” kata Luthfi.
Meski debat kali ini lebih panas lantaran paslon saling sindir termasuk sindiran soal program dan dugaan penggiringan opini di lapangan, namun keempat paslon sepakat bahwa Kabupaten Cirebon membutuhkan pemimpin dengan visi kuat untuk membawa perubahan nyata.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.