SUARA CIREBON – Sedikitnya ada 5 makanan khas Kuningan yang wajib dicicipi ketika berkunjung ke kota kuda ini. Bukan hanya menyantapnya, Anda juga perlu tahu sejarahnya.
Kabupaten Kuningan, yang terletak di kaki Gunung Ciremai, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan keanekaragaman kuliner khas yang kaya akan cita rasa dan sejarah.
Makanan khas Kuningan memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Berikut adalah beberapa makanan khas Kuningan, sejarahnya, cara pembuatannya, dan tempat terbaik untuk menikmatinya.
- Nasi Kasreng
Sejarah:
Nasi Kasreng merupakan makanan sederhana yang berasal dari kebiasaan petani di Kuningan yang membawa bekal saat bekerja di ladang.
Nama “kasreng” berasal dari istilah Sunda yang berarti “kering,” mengacu pada lauk-pauk yang sederhana dan praktis dibawa.
Cara Pembuatan:
Bahan: Nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, sambal, dan kerupuk.
Proses:
- Nasi putih disajikan dalam pincuk daun pisang.
- Tambahkan lauk seperti tempe dan tahu goreng yang dibumbui sederhana.
- Disiram sambal khas dengan rasa pedas dan sedikit manis.
- Ditambahkan kerupuk sebagai pelengkap.
Tempat Menikmati:
Warung-warung kecil di sepanjang Desa Cisantana atau pasar tradisional di Kuningan sering menyajikan nasi kasreng dengan harga terjangkau.
- Hucap (Tahu Kecap)
Sejarah:
Hucap adalah singkatan dari “tahu kecap,” yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Makanan ini populer di kalangan masyarakat Kuningan karena bahan-bahannya yang murah dan mudah didapat.
Cara Pembuatan:
Bahan: Tahu goreng, lontong, kecap manis, sambal kacang, bawang goreng.
Proses:
- Potong tahu goreng dan lontong menjadi ukuran kecil.
- Siram dengan sambal kacang yang dicampur kecap manis.
- Taburi bawang goreng untuk menambah aroma.
Tempat Menikmati:
Hucap terbaik dapat ditemukan di Warung Hucap Ma Iroh di Alun-Alun Kuningan yang legendaris.
- Docang
Sejarah:
Docang adalah makanan khas Kuningan yang sudah ada sejak era Kerajaan Pajajaran.
Docang sering disajikan sebagai sarapan karena komposisinya yang ringan namun mengenyangkan.
Cara Pembuatan:
Bahan: Nasi atau lontong, daun singkong, toge, parutan kelapa, oncom, dan kerupuk.
Proses:
- Rebus daun singkong dan toge hingga matang.
- Letakkan nasi atau lontong di mangkuk, tambahkan sayuran, parutan kelapa, dan oncom yang telah dibumbui.
- Siram dengan kuah panas yang terbuat dari campuran santan dan bumbu rempah.
- Tambahkan kerupuk sebagai pelengkap.
Tempat Menikmati:
Warung Docang di Pasar Kramatmulya adalah tempat yang wajib dikunjungi untuk mencicipi docang otentik.
- Ketan Bakar dan Gula Merah
Sejarah:
Ketan bakar sudah menjadi camilan tradisional masyarakat Kuningan sejak ratusan tahun yang lalu. Makanan ini sering disajikan dalam acara adat atau sebagai teman minum teh.
Cara Pembuatan:
Bahan: Ketan, santan, daun pisang, dan gula merah cair.
Proses:
- Ketan dikukus dengan santan hingga matang.
- Dibentuk menjadi potongan kecil dan dibakar di atas bara api hingga wangi.
- Disajikan dengan gula merah cair sebagai cocolan.
Tempat Menikmati:
Kawasan wisata Linggarjati dan Taman Salsabila adalah tempat yang populer untuk menikmati ketan bakar dengan suasana pegunungan.
- Empal Gentong
Sejarah:
Meski empal gentong lebih dikenal sebagai makanan khas Cirebon, Kuningan memiliki versi sendiri yang tak kalah lezat.
Makanan ini sering menjadi hidangan spesial di acara keluarga atau perayaan adat.
Cara Pembuatan:
Bahan: Daging sapi, santan, bumbu rempah, dan kuah kaldu.
Proses:
- Daging sapi dimasak dalam gentong tanah liat untuk menjaga kelezatan dan aroma khas.
- Kuah santan yang kental diberi bumbu seperti kunyit, lengkuas, dan bawang putih.
- Disajikan dengan nasi atau lontong, serta taburan daun bawang dan bawang goreng.
Tempat Menikmati:
Empal gentong khas Kuningan dapat dinikmati di Rumah Makan Empal Gentong Mang Sam di Jalan Raya Cigugur.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.