SUARA CIREBON – Beragam jenis tanaman tumbuh subur menghiasi Dusun Kroya, Desa Tanjunganom, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon.
Di lahan dusun tersebut, beragam tanaman mulai dari cabai, jagung, singkong, hingga durian dan tanaman lainnya membuat pemandangan sejuk dan nyaman di mata.
Beragam jenis tanaman yang berada di lahan sekira 20 hektare itu, ternyata merupakan hasil penanaman yang dilakukan oleh ratusan anak muda.
Para generasi Gen-Z tersebut merupakan petani milenial yang dicetak oleh Yayasan Persiapan Generasi Baru (YPBG).
Humas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) YPGB Kabupaten Cirebon, Gufron mengatakan, PKBM YPGB memang konsens dalam mencetak generasi milenial untuk mencintai pertanian.
Dari kegiatan yang telah dilakukan dengan melibatkan ratusan siswa itu, telah memperkuat posisi desa tersebut dalam menjalankan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
Menurutnya, secara umum YPBG merupakan sekolah nonformal dengan nama PKBM YPGB. Di sekolah (PKBM YPGB, red) tersebut, sudah banyak siswa dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti kegiatan belajar pertanian.
“Ini pendidikan nonformal, kita mempunyai paket B dan C setara SMP dan SMA yang berbasis pertanian,” ujar Gufron, Senin, 6 Januari 2025.
Selain belajar akademis, imbuh Gufron, para siswa juga diprioritaskan pada pelatihan pertanian sesuai dengan fokus yayasan tersebut yang ingin mencetak peserta didik menjadi petani milenial.
Menurut Gufron, berbagai jurusan keterampilan seperti seperti kelistrikan, perbengkelan mesin ringan, tata boga, tata busana, penjernihan air minum dan peternakan juga menjadi fokus sekolah tersebut.
“Pertanian kan butuh kelistrikan, maka kita ada ketrampilan kelistrikan yang selevel dengan SMK kelistrikan. Kalau peternakan kita baru di domba, karena orientasi kita memang ke domba,” paparnya.
Gufron menambahkan, PKBM YPGB berdiri di Kabupaten Cirebon dari tahun 2021 yang lalu. Saat ini, baru ada 480 siswa yang belajar di sekolah pertanian tersebut. Para siswa juga belajar pelajaran umum lainnya seperti bahasa Indonesia, matematika dan lainnya.
“Kesibukan mereka dari pagi sampai sore itu di lapangan atau di ketrampilan masing-masing. Kalau yang perempuan di pascapanen, yaitu tata boga dan lainnya,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.