SUARA CIREBON – Kelompok bersenjata pemberontak Myanmar yang menyekap Robiin, meminta tebusan sebagai syarat untuk membebaskan mantan anggota DPRD Indramayu dari PKB tersebut.
Para pemberontak Myanmar meminta tebusan 5000 Dolar atau sekitar Rp36 juta untuk Robiin dan setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang disekap di daerah konflik bersenjata di perbatasan Myanmar – Thailand tersebut.
Melalui sahabatnya, Sholihin yang juga mantan anggota DPRD Indramayu periode 2014-2019, Robiin bahkan sempat berkirim video.
Dalam video, terlihat Robiin bersam tiga WNI lain yang sama-sama disekap pemberontak Myanmar, memohon kepada Presiden RI Prabowo Subianto membantu membebaskan mereka.
Selain mengirimkan video, Robiin juga mengungkapkan kalua dirinya meminta bantuan WNI dengan membuka dana Donasi Solidaritas untuk pembebasannya, termasuk sebanyak 37 WNI lain yang disekap.
Lewat Donasi Solidaritas, Robiin sempat mengungkapkan ia dan WNI lainnya sudah disekap selama 1,5 tahun oleh pemberontak bersenjata di perbatasan Myanmar – Thailand.
Selama penyekapan, ia mengalami berbagai bentuk penyiksaan. Seperti disterum atau dipukul pakai balok. Ia juga menjalani kerja paksa sebagai scammer atau penipuan online dengan sasaran orang-orang Eropa.
Begini pernyataan Robiin yang juga sekaligus membuka dana Donasi Solidaritas :
“Donasi Solideritas
Saya Robiin sudah 1,5 tahun saat ini sedang mengalami musibah korban TPPO di myanmar, alhamdulilah Masih selamat walaupun mengalami penyiksaan fisik Di strum Dan dipukul dgn balok, saat ini Ada harapan bisa keluar dgn syarat memenuhi uang tebusan sejumlah 5000$ Dan Masih kurang 35jt rupiah lagi dari total dana keluarga, sy Mohon bantuan dana seikhlasnya atau pinjam dana. Bisa hubungi kontak istri saya 081394735424 dan rek. Bank BCA an. Yuli Yasmi 7635629126
Kebaikan teman2 lewat donasi bisa menyelamatkan nyawa saya Dari penyekapan pembrontak di Myanmar,”
Sementara dalam video yang kini beredar luas di kalangan warga Indramayu, Robiin terlihat bersama tiga warga negara Indonesia (WNI) lainnya yang disekap di Myanmar.
Robiin memohon kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk bisa membebaskan dirinya dan para WNI lainnya dari penyekapan yang sudah dirasakan 1,5 tahun belakangan ini.
“Pak Prabowo, kami minta tolong. Bebaskan kami. Kami semua punya istri dan anak Pak. Kami disekap dan menjalani berbagai siksaan di Myanmar,” tutur Robiin dalam videonya.
Sholihin menjelaskan, rekannya disekap di perbatasan Myanmar – Thailand. Ia menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan orang (TPPO) jaringan internasional.
Terakhir, setelah ia berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Yangoon, Myanmar. Robiin berada di daerah Bernama Myawaddy, sebuah desa di wilayah Hpa Lu, Myanmar.
Hpa Lu, merupakan salah satu daerah konflik antara pemerintah junta militer dengan pemberontak Myanmar yang berbasis di perbatasan dengan Thailand.
Sholihin menjelaskan, rekannya, Robiin, disekap Bersama sekitar 37 WNI lainnya dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan bagian Indonesia lainnya.
“Info terkini, ia berkirim video minta pembebasan. Syaratnya, pemberontak Myanmar meminta tebusan 5000 dolar, atau sekitar Rp 36 juta per orang,” tutur Sholihin.
Robiin selama 1,5 tahun menjalani berbagai siksaan. Dari mulai pemukulan hingga penyetruman termasuk ancaman pembunuhan.
Robiin salah satu korban TPPO. Ia awalnya berangkat ke Thailand karena tergiru lowongan kerja pada sebuah pabrik garment di Bangkok yang diumumkan lewat FaceBook (FB).
Sampai di Bangkok, Robiin bukannya dipekerjakan di garment, malah dipaksa bekerja non stop tanpa upah selama 24 jam, sebagai scammer atau penipuan online.
Dari Thailand, melalui jaringan sindikat TPPO internasional, Robiin akhirnya diselundupkan hingga sekarang di perbatasan Myanmar – Thailand.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.