SUARA CIREBON โ Petani yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Cirebon dan Indramayu meminta untuk segera dibangunkan infrastruktur jaringan usaha tani.
Pasalnya, saat ini akses ke lahan garapan masih berupa jalan tanah. Para petani itu meminta dua pemerintah daerah untuk bersinergi membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan tersebut.
Di daerah perbatasan tersebut, terdapat Paguyuban Rembug Tani, merupakan kelompok petani penggarap yang berasal dari Dusun Klampok, Desa Tegal Mulya, Kecamatan Kerangkeng, Kabupaten Indramayu dan petani Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Sekretaris Paguyuban Rembug Tani, Casudi, mengatakan, para petani di kedua daerah (Cirebon-Indramayu) memiliki ketergantungan satu dengan lainnya.
Menurutnya, tidak sedikit kebijakan yang diterapkan masing-masing pemerintah daerah yang tidak sinkron dan terintegrasi, mengakibatkan pembangunan infrastruktur seperti akses jalan, tata kelola saluran irigasi dan hal lainnya, dirasakan belum maksimal.
โAkibat kendala administratif teritorial sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara makro,โ kata Casudi, Senin, 14 April 2025.
Pihaknya berharap, perlakukan wilayah perbatasan harus memiliki kekhususan, karena kondisi di lapangan memiliki karakteristik yang beda dengan wilayah lainnya.
โDari sisi kepentingan, Petani Tegal Mulya maupun Jagapura memiliki kepentingan yang sama, yaitu terintegrasinya akses jalan dan jembatan penghubung yang memadai. Akibat perencanaan pembangunan yang tidak terintegrasi dari kedua pemerintah daerah, pembangunan yang dilaksanakan belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, baik oleh petani Tegal Mulya, maupun Jagapura Lor,โ katanya.
Senada, Ketua Paguyuban Rembug Tani, Dedi Abas mengatakan, para petani di derah perbatasan selalu terkena dampak kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka.
โMasalah yang dihadapi para petani dan warga di wilayah perbatasan secara umum yaitu jalan poros penghubung utama sepanjang 5 kilometer yang melintang sepanjang aliran Sungai Jagawurian. Jalan itu merupakan akses utama melaui wilayah Desa Jagapura Lor (Cirebon)-Kedokan Bunder Wetan-Tegal Mulya dan Kapringan (Indramayu),โ kata Dedi.
Jalan dari arah timur ke barat yang merupakan jalan provinsi yang menghubungkan Indramayu-Cirebon, sudah dilakukan betonisasi dan hanya menyisakan 2,5 km jalan tanah, hingga terhubung dengan jalur tengah lintas propinsi yaitu jalan raya Arjawinangun-Karangampel.
โSangat disayangkan, walaupun tinggal sedikit, namun menjadi hambatan para petani dan pengguna jalan lainnya di wilayah tersebut, apalagi saat musim penghujan, akses jalan tersebut tidak dapat dilalui untuk kepentingan petani maupun akses perekonomian lainnya, mereka harus memutar cukup jauh,โ ujarnya.
Di wilayah tersebut, menurut Dedi, hanya tersedia penyeberangan berupa bilah bambu yang hanya bisa dilalui oleh orang, sementara kendaraan roda dua terpaksa diparkir di seberang sungai. Kondisi tersebut seringkali dimanfaatkan oleh pelaku kriminalitas.
โSudah tidak terhitung jumlahnya kendaraan roda dua petani yang hilang saat bekerja di sawah. Atas dasar itulah Paguyuban Rembug Tani memohon kepada pemangku kebijakan di kedua wilayah baik eksekutif maupun legislatif untuk memberikan perhatian mewujudkan harapan dan keinginan warga di perbatasan,โ tandasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.