SUARA CIREBON – Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono memastikan kehadiran pemerintah dalam penanganan darurat bencana longsor tambang galian C Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon.
Hal itu dikemukakan Wamensos, Agus Jabo, saat meninjau langsung lokasi longsor galian C Gunung Kuda, Selasa, 3 Juni 2025.
“Atas nama Pemerintah Pusat menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan,” kata Agus Jabo, didampingi Bupati Cirebon, H Irmon dan unsur Forkopimda.
Berdasarkan data, menurut Agus, hingga hari kelima pencarian, korban meninggal dunia 21 orang, luka 11 orang, luka berat 2 orang dan 4 orang belum ditemukan.
“Pemerintah telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari atau hingga 6 Juni 2025, untuk mengoordinasikan penanganan serta percepatan pencarian korban. Dalam masa tanggap darurat ini, Kemensos mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan logistik berupa sembako dan kebutuhan dasar bagi warga terdampak,” ujarnya.
Selain meninjau langsung lokasi tambang yang longsor, Wamensos juga menyalurkan bantuan kepada keluarga korban, baik korban meninggal dunia maupun korban luka-luka.
“Total bantuan yang diberikan Kemensos senilai Rp384 juta. Bantuan sudah diterima langsung oleh perwakilan keluarga,” kata Agus, di sela penyerahan bantuan di Balai Desa Bobos.
Ia menjelaskan, bantuan dengan nilai total Rp384 juta itu, peruntukannya, untuk korban meninggal dunia masing-masing mendapat Rp15 juta. Sedangkan untuk korban luka berat dan luka ringan masing-masing mendapatkan Rp5 juta.
Agus Jabo memastikan, pencarian akan terus dilakukan oleh seluruh tim, baik dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Nanti setelah tanggal darurat selesai, akan dievaluasi kembali bagaimana langkah selanjutnya,” tegasnya.
Ia menyebutkan selain bantuan tunai, Kemensos nantinya menyiapkan langkah lanjutan untuk warga yang kehilangan sumber mata pencaharian akibat peristiwa ini.
Pihaknya sudah meminta Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, untuk menyiapkan asesmen lebih lanjut. Khusus kepada keluarga yang kehilangan kepala rumah tangga, Kemensos akan mempertimbangkan dukungan lanjutan apabila dalam asesmen ditemukan kebutuhan mendesak.
“Terutama jika ada tanggungan anak dan istri yang harus dibantu negara,” katanya.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa wilayah tambang Gunung Kuda merupakan zona merah yang telah berulang kali mengalami longsor. Menurutnya, langkah evaluasi menyeluruh terhadap operasional pertambangan harus segera dilakukan, mengingat risiko keselamatan warga.
“Sudah berulang kali terjadi longsor, kadang satu, dua orang meninggal. Namun, kali ini 21 nyawa melayang. Artinya, ini bukan kejadian biasa. Harus ada evaluasi,” ujarnya.
Agus menegaskan pemerintah pusat tidak akan membiarkan warga, terus-menerus menggantungkan hidup pada sektor berisiko tinggi tanpa perlindungan. Kendati begitu, ia menyatakan kewenangan evaluasi dan penutupan tambang ada di tangan pemerintah daerah, dan Kemensos siap mendukung penanganan dampak sosialnya.
“Negara sedang berusaha untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada rakyatnya dengan program-program yang sedang disusun oleh Presiden Prabowo. Jangan khawatir, kita pikirkan solusinya,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.