SUARA CIREBON – Pemerintah Kota Cirebon terus berupaya menciptakan lingkungan yang positif bagi tumbuh kembang generasi muda melalui penguatan nilai keluarga dan pendidikan berbasis pesantren.
Hal itu dikemukakan Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, saat menghadiri Ngaji Keluarga Maslahat dan Deklarasi Pondok Pesantren Ramah Anak yang digelar di Pondok Pesantren Madinatunnajah, Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Wakil Wali Kota mengatakan, kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang silaturahmi, tetapi juga momentum penting untuk meneguhkan peran keluarga dan pesantren sebagai dua pilar utama pembentuk karakter anak bangsa.
Melalui dua tema besar, keluarga maslahat dan pesantren ramah anak, diharapkan lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara moral dan spiritual.
“Dua tema ini sesungguhnya bertemu pada satu titik, yaitu bagaimana kita menumbuhkan peradaban kasih,” ujar Siti Farida Rosmawati, saat memberikan sambutan.
Ia menambahkan, rumah sepatutnya menjadi tempat pendidikan pertama, dan pesantren adalah penjaga nilai. Jika keduanya kuat, maka lahirlah generasi yang cerdas sekaligus berakhlak.
Menurutnya, perubahan zaman menuntut pendekatan baru dalam pendidikan anak. Tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini jauh berbeda dibanding masa lalu. Mereka tumbuh di tengah dunia digital yang luas, mudah terhubung, namun juga mudah tersesat bila tanpa bimbingan.
“Keluarga dan pesantren harus hadir bukan hanya untuk memberi batas, tetapi juga memberi teladan dan arah yang benar. Deklarasi Pesantren Ramah Anak adalah langkah nyata menuju peradaban yang lebih lembut, di mana pendidikan tidak hanya mengasah pikiran, tetapi juga menjaga jiwa,” ungkapnya.
Farida menegaskan, Pemerintah Kota Cirebon berkomitmen mendukung setiap langkah yang menumbuhkan budaya pendidikan manusiawi dan berkeadaban.
“Melindungi anak bukan hanya tugas keluarga, melainkan tugas seluruh masyarakat beriman. Semoga kegiatan ini menjadi awal kolaborasi berkelanjutan antara ulama, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun generasi yang kuat, berkarakter, dan berakhlak,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala DP3APPKB Kota Cirebon, Suwarso Budi Winarno, mengatakan, konsep pesantren ramah anak menjadi bagian dari strategi kolaboratif Pemkot Cirebon dalam menciptakan lingkungan tumbuh yang sehat, aman, dan penuh kasih bagi anak-anak.
“Upaya kita dari pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga pendidikan adalah memastikan generasi yang lahir berasal dari keluarga yang kuat dan pesantren yang membangun pikiran positif,” katanya.
Ia menegaskan, tidak boleh ada perundungan di lingkungan pesantren. Harus ada pendampingan dan konseling agar setiap persoalan bisa terpantau sejak awal.
“Pendekatan pesantren ramah anak bukan sekadar meniadakan kekerasan, tetapi juga menumbuhkan budaya dialog dan kasih sayang tanpa mengurangi ketegasan dalam mendidik. Tujuannya sederhana namun mendalam yaitu menciptakan kemaslahatan dan memastikan setiap anak tumbuh dalam suasana yang positif, terlindungi, dan berdaya,” tutup Suwarso.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.