SUARA CIREBON – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) dan Pemerintah Kabupaten Cirebon akan menggelar kegiatan Gerak Jalan Bersarung.
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia mengatakan, kegiatan Gerak Jalan Bersarung merupakan wujud kerja sama DPRD dengan PC NU dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025.
Sophi menyebut, HSN merupakan momentum penting untuk meneguhkan semangat kebangsaan serta memperkuat peran santri dalam pembangunan bangsa. Kegiatan yang menjadi puncak perayaan HSN 2025 tingkat Kabupaten Cirebon tersebut, lanjut Sophi, akan dilaksanakan, pada Sabtu, 15 Novemebr 2025 mendatang.
“Hari Santri bukan sekadar peringatan seremonial, tetapi refleksi atas kontribusi besar kaum santri dalam menjaga keutuhan NKRI. Nilai-nilai keislaman yang moderat, toleran, dan cinta tanah air harus terus ditanamkan di tengah masyarakat,” ujar Sophi, dalam keterangannya, Kamis, 13 November 2025.
Terpisah, penanggung jawab gerak jalan bersarung, Ahmad Marzuki, mengatakan, kegiatan itu dan akan diikuti ribuan santri, pelajar, serta perwakilan pondok pesantren dari berbagai wilayah di Kabupaten Cirebon.
Menurut Marzuki, rapat koordinasi antara DPRD, PCNU, dan Pemkab Cirebon telah dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian acara berjalan tertib dan lancar.
“Peringatan Hari Santri merupakan bentuk nyata komitmen Nahdlatul Ulama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan ini menjadi benteng penjaga nilai-nilai luhur bangsa dan keberagaman di tengah arus perubahan zaman,” kata Marzuki.
Menurutnya, puncak peringatan HSN 2025 mengusung semangat kolaborasi lintas sektor antara lembaga keagamaan, pemerintah, dan masyarakat. Seluruh kegiatan dikemas dalam nuansa kebangsaan dan kebudayaan yang sarat makna.
Salah satu agenda utama, imbuh Marzuki yakni gerak jalan bersarung melibatkan ribuan peserta yang mengenakan sarung dan atribut batik Trusmi, simbol kebanggaan terhadap identitas santri serta kearifan lokal Cirebon.
“Gerak Jalan Bersarung bukan sekadar perlombaan, tetapi simbol kebersamaan dan kecintaan terhadap tradisi santri nusantara. Kita ingin mengangkat nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kebudayaan secara harmonis,” ujarnya.
Selain gerak jalan, perayaan Hari Santri juga akan menampilkan berbagai seni tradisi khas Cirebon seperti barongsai, tari topeng, tari sintren dan berokan. Beragam pertunjukan tersebut menjadi wujud tekad santri dan ulama dalam merawat kebudayaan daerah sekaligus memperkuat semangat kebhinekaan.
“Sebagai penutup acara, panitia menyiapkan kegiatan Santap Nasi Jamblang Akbar yang akan diikuti ribuan peserta dari kalangan santri, ulama, dan masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya, tradisi kuliner khas Cirebon itu menjadi simbol rasa syukur dan persatuan. Panitia menargetkan kegiatan ini dapat tercatat dalam rekor MURI sebagai jamuan terbesar bersama santri dan ulama di Indonesia.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















