SUARA CIREBON – Hasil asesmen yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat, sedikitnya 1.164 rumah warga di dua desa Kecamatan Waled, yakni Desa Gunungsari dan Desa Mekarsari, terdampak bencana banjir, Rabu, 19 November 2025 hingga Kamis, 20 November 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin, mengatakan, selain merendam 1.164 rumah, banjir juga berdampak pada sembilan rumah ibadah dan empat sarana pendidikan di dua desa tersebut. Pihaknya juga mencatat sekitar 100 hektare lahan sawah ikut tergenang dan berisiko menyebabkan kerugian signifikan bagi para petani.
“Jumlah warga terdampak mencapai 3.724 jiwa, dengan 29 orang di antaranya terpaksa mengungsi ke lokasi aman pada malam kejadian,” ujar Ikin Asikin, Kamis, 20 November 2025 siang.
Ikin menjelaskan, banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Cirebon dan kawasan hulu Sungai Ciberas di Kabupaten Kuningan. Banjir mulai terjadi sekitar pukul 20.34 WIB, ketika debit Sungai Ciberes meningkat dan akhirnya meluap.
“Akibat hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Cirebon dan kawasan hulu di Kabupaten Kuningan,” kata Ikin.
Menurut Ikin, kondisi tersebut diperparah oleh Sungai Ciberes yang mengalami sedimentasi serta penyempitan aliran, terutama pada bagian anak sungai sehingga membuat air tidak mampu mengalir dengan baik dan akhirnya masuk ke permukiman warga di Desa Gunungsari dan Mekarsari.
Menurut Ikin, banjir tersebut masuk kategori bencana hidrometeorologi yang dipicu cuaca ekstrem dengan kondisi lingkungan yang rentan.
Tim Pusdalops BPBD langsung berkoordinasi dengan perangkat desa dan instansi terkait untuk melakukan asesmen serta penyisiran untuk memastikan tidak ada warga yang terjebak atau membutuhkan evakuasi segera.
Ikin menyampaikan, dalam penanganan awal ini pihaknya menyalurkan bantuan darurat berupa selimut, mi instan, hygiene kit, air mineral, hingga matras untuk para warga terdampak.
“Kebutuhan mendesak saat ini masih berfokus pada bantuan logistik dasar, terutama bagi warga yang rumahnya terendam dan belum dapat kembali beraktivitas normal,” paparnya.
Untuk menangani persoalan banjir secara menyeluruh, Ikin menilai perlu adanya kolaborasi lintas sektor. Penanganan yang harus dilakukan dari rekomendasi BPBD jangka panjang, mencakup rehabilitasi kawasan hutan di wilayah hulu, peninjauan ulang tata ruang berbasis pengurangan risiko bencana, normalisasi sungai dari hulu hingga hilir dan perbaikan tanggul serta penguatan tebing yang mengalami kerusakan.
“Semua pemangku kepentingan harus terlibat, agar persoalan banjir di wilayah Kabupaten Cirebon dapat terselesaikan dengan lebih cepat dan efektif,” tegasnya.
Ikin mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan karena potensi cuaca ekstrim belum sepenuhnya berakhir.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















