KOTA CIREBON, SC- Puluhan mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGJ menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Kota Cirebon, Selasa (4/5/2021). Aksi tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai refleksi atas kondisi pendidikan di Indonesia yang masih diwarnai sejumlah ketimpangan.
Dalam tuntutannya, mahasiswa menyoroti nasib guru honorer yang masih terkatung-katung. Mereka menilai pendidikan di Indonesia telah diperjualbelikan oleh negara.
Kordinator Aksi, Muhammad Hanif, menjelaskan, aksi digelar sebagai bentuk kepedulian mereka yang notabene mahasiswa keguruan dan pendidikan.
“Selain kepedulian kami terhadap pendidikan di Indonesia terkhusus di Kota Cirebon, aksi ini sebagai refleksi Hari Pendidikan Nasional. Kami melihat pendidikan di Indonesia ini sedang hancur-hancurnya,” kata Hanif kepada wartawan di tengah-tengah aksi.
Mereka juga menyampaikan di Kota Cirebon, masih banyak masyarakat pinggiran yang secara pendidikan tertinggal. Hanfi menyebutkan, menurut UU Nomer 20 tahun 2003 tentang tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah hak seluruh rakyat Indonesia.
“Sistem pendidikan ini telah bertentangan dengan undang-undang tersebut. Karena pendidikan telah dikomersialisasikan,” kata Hanif.
Pihaknya menuntut adanya pemerataan pendidikan dari tingkat nasional hingga daerah, mendesak pemerintah atas kesejahteraan guru honorer, menuntut pemerintah untuk menghentikan komersialisasi pendidikan.
“Guru-guru honorer ini tidak diperhatikan. Slogan pahlawan tanpa tanda jasa itu pada zaman sekarang sudah tidak ada. Realistis saja, penghasilan guru hanya di bawah Rp500 ribu,” katanya.
Menurutnya pada masa pandemi Covid-19 ini, pemerintah hanya fokus pada penanganan ekonomi saja. Hanif menilai sistem pendidikan online tidak efektif.
“Kami harap ada evaluasi lanjutan dari isu pendidikan ini,” kata Hanif.
Sementara itu, menanggapi tuntutan mahassiwa, anggota DPRD Kota Cirebon, Beny Sujarwo yang menemui masa aksi, menyambut baik atas aspirasi yang telah disampaikan.
“Kami juga di DPRD sedang memperjuangkan hal itu, termasuk pemerataan pendidikan. Sekarang tidak ada sekolah yang difavoritkan semuanya sama,” kata Beny.
BACA JUGA: Wagub: Siswa Kota Cirebon Boleh Belajar Tatap Muka
Beny menuturkan, pihaknya sudah melakukan pendataan guru honorer di Kota Cirebon, dan hal ini menjadi tanggung jawab wakil rakyat.
“Kami DPRD Kota Cirebon tetap membuka diri aspirasi dari mahasiswa atau kalangan masyarakat dan tentunya kami mendukung,” tandasnya. (Surya)