CIREBON, SC- Sebagai ajang pembekalan mahasiswa baru tahun 2020, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Alquran dan Tafsir (Iqtaf) menggelar Penataran Kader Mufasir (Pena Kami), Minggu (11/10/2020).
Acara yang dibuka oleh ketua jurusan ini berlangsung via Zoom Cloud Meeting dengan mengangkat tema “Membangun Moderasi Sejak Dini”.
Ketua pelaksana, Agus Setiadi mengatakan, dipilihnya tema tersebut dalam kegiatan ini karena moderasi beragama sering kali digaungkan di lingkungan kampus.
“Maka dari itu HMJ Iqtaf berinisiatif mengangkat tema moderasi untuk menunjang mahasiswa baru kedepannya,” katanya.
Hal demikian diungkapkan ketua HMJ-Iqtaf IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Fasfah Sofhal Jamil. Menurutnya, moderasi beragama sangat penting bagi kalangan mahasiswa, terlebih mahasiswa di jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir.
“Setelah nanti mengenal moderasi melalui pembekalan ini, diharapkan kedepannya mahasiswa baru lebih toleran dan mampu menghargai perbedaan,” ujar Fasfah.
Bahkan, menurutnya, narasumber yang dihadirkan merupakan narasumber yang tepat dan mampu memberikan pemahaman moderasi untuk mahasiswa baru.
Ketua Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Muhammad Maimun menyampaikan, walaupun kegiatan ini via virtual, namun tidak mengurangi kualitas pertemuan dan tetap bisa bersilaturahim.
“Kita bisa bersama-sama memajukan Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir karena perlu melibatkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan pembekalan mahasiswa baru ini,” ucapnya.
Dengan begitu, lanjut dia, diharapkan ke depannya mampu bersama-sama membawa nama harum Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir hingga tingkat internasional.
Narasumber pertama dalam kegiatan tersebut, Muhammad Nur Hayid memaparkan, terkait tafsir moderasi, bahwa dalam kajian tafsir banyak coraknya dan sangat beragam, karena itu sikap kita harus moderat.
BACA JUGA: Sejarah, Kartimi Jadi Wanita Pertama Duduki Kursi Warek di IAIN Cirebon
“Tak perlu berbicara banyak mengenai moderasi, pahami dasar-dasar Alquran terlebih dahulu, karena dengan begitu akan moderat dengan sendirinya,” jelas Pengasuh PP Skill Jakarta dan Lumajang tersebut.
Sementara itu, narasumber kedua, Khalilullah memaparkan tentang wawasan kebangsaan. Menurutnya, cinta tanah air itu sesuai dengan pandangan Alquran dan Hadis. Bahkan, dia juga menegaskan, Nabi Muhammad SAW pun cinta terhadap tanah kelahirannya.
“Salah satu cara untuk menumbuhkan cinta tanah air yakni menumbuhkan kesadaran, jika salah luruskan, menghormati perbedaan, menghindari paham radikal, dan menjaga tali persaudaraan,” tandasnya. (Arif)