JUMAT (16/10/2020), menjadi salah satu hari yang bersejarah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Pasalnya, di hari itu, Dr Kartimi MPd dilantik untuk menempati kursi Wakil Rektor (Warek) ll Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan.
Sebelum diduduki Kartimi, kursi Warek II tersebut mengalami kekosongan sekitar 3 bulan setelah ditinggal Dr H Adib MAg yang diangkat menjadi Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kememterian Agama Jawa Barat pada 10 Juli 2020 lalu.
Sepanjang perjalanannya, sejak masih berstatus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) hingga sudah menjadi IAIN Syekh Nurjati Cirebon, kursi warek di kampus setempat selalu ditempati pria. Sehingga, Kartimi menjadi wanita pertama yang mengisi kursi warek di kampus setempat.
Saat kursi Warek II ini mengalami kekosongan, memang ada sejumlah nama pria di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang digadang-gadang bakal menempati kursi tersebut. Namun, setelah adanya keinginan kesetaraan gender, nama Kartimi pun menguat.
Pasalnya, selain Kartimi, tidak ada wanita lain yang menempati jabatan pimpinan, baik di fakultas maupun lembaga di IAIN Syekh Nurjati Cirebon selain dirinya. Sehingga, Kartimi menjadi satu-satunya wanita di kampus setempat yang menempati jabatan pimpinan, yaitu sebagai Kepala Lemabaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Perjalanan yang dilalui Kartimi hingga bisa menduduki kursi Warek II IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini pun tidak didapat dalam waktu singkat. sebelumnya diketahui, Kartimi pernah menduduki sejumlah kursi kepala di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, seperti Kepala Pusat Laboratorium Terpadu pada tahun 2007-2011, Kepala Jurusan Tadris Biologi tahun 2011-2019, Kepala LPM tahun 2019-2020, hingga kemudian dia pun dipercaya untuk menduduki kursi Warek II.
Setelah dilantik, Kartimi mengaku tidak menyangka dan merasa kaget mendapat amanah untuk menjabat sebagai Warek II di kampus ini. Namun, sebagai bawahan, dirinya harus selalu siap apa yang sudah ditugaskan pimpinan dan menjalankannya dengan sebaik-baiknya serta penuh tanggungjawab.
Untuk itu, menurut Kartimi, peningkatan jenjang karir tidak hanya diperuntukan bagi kaum adam saja. Tetapi, perempuan pun bisa juga mendapatkan kesempatan yang sama. Tentunya, hal itu harus dilakukan dengan terus meningkatkan kemampuan diri, kinerja, dan prestasi. Tetapi juga tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan.
Setelah pelantikan dirinya, Kartimi mengaku tak mau bersantai. Dia bakal langsung tancap gas untuk mengoptimalkan tugasnya sebagai Warek II. Terlebih, IAIN Syekh Nutjati Cirebon tengah mempunyai program besar yang harus segera diwujudkan, yaitu alih status lembaga dari IAIN ke UIN dan transformasi dari Satuan Kerja (Satker) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
“Untuk langkah pertama, saya akan menghadap Pak Rektor untuk berkordinasi terkait kewenangan Warek II. Kemudian langkah-langkahnya yang harus ditempuh itu seperti apa,” kata Kartimi kepada Suara Cirebon usai pelantikan.
Selain itu, imbuh dia, dirinya juga akan berkordinasi dengan Plt Warek II yang mengisi saat jabatan tersebut kosong, berkoordinasi dengan Kepala Biro Administrasi Umum Akademik dan Kemahasiswaan (AUAK), Bagian Perencanaan dan Keuangan, serta Satuan Pengawasan Internal (SPI) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
“Kordinasi ini terkait program-program kerja Warek II agar saya dapat menjalankan tugas dengan baik sesuai visi dan dapat mencapai target renstra (rencana stratagis) IAIN Syekh Nurjati Cirebon,” jelas Kartimi.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengungkapkan, ada berbagai pertimbangan sebelum diputuskan Kartimi dinyatakan layak untuk menduduki kursi Warek II ini. Pertimbangan tersebut meliputi bidang akademik dan non akademik.
“Pertimbangannya adalah kemampuan. Kita harus melihat yang menjadi kompetensi temen-temen kita. Ada tahapannya, ibarat naik tangga itu selangkah demi selangkah, seperti telah menempati sejumlah posisi kepala. Dan Bu Kartimi sudah melewati itu,” papar Sumanta.
Rektor mengaku, tidak ada tugas khusus yang diberikan kepada Warek II. Pasalnya, semua tugas dan kewenangan sudah by system dan termuat dalam ortaker dan statuta. Sehingga, Warek II tinggal melanjutkan tugas-tugas yang sudah tertuang tersebut.
“Tidak ada tugas khusus. Pejabat baru bekerja sesuai dengan tusi atau leading sektornya masing-masing. Diharapkan kordinasi dapat berjalan dengan baik antara kita untuk membangun kekuatan demi menghadapi segala rintangan untuk pengembangan lembaga dan membawa IAIN Syekh Nurjati Cirebon lebih maju,” pungkasnya. (Arif)