KABUPATEN CIREBON, SC- Setelah sempat menyisakan lima kecamatan zona merah, kini jumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon dengan level tersebut kembali bertambah, jumlahnya mencapai 13 kecamatan. Itu artinya, pandemi Covid-19 di Kabupaten Cirebon belum ada tanda-tanda mereda. Hal itu diungkapkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni, terkait perkambangan Covid-19 jelang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka Juli mendatang.
Enny mengatakan, data per tanggal 6 Juni 2021, jumlah kecamatan berstatus zona merah atau status kewaspadaan tinggi penularan Covid-19 sebanyak 13 kecamatan.
Menurut Enny, kondisi tersebut membuat pihaknya tidak yakin kegiatan belajar tatap muka bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Terlebih, saat ini memang belum diperbolehkan belajar tatap muka. Karena, pelaksanaan belajar secara tatap muka harus ada izin dari pemerintah pusat.
“Kalau ada izin dari pemerintah pusat sepertinya bisa dilaksanakan. Dan dalam catatan kita, dari 40 kecamatan ada 13 kecamatan yang zona merah per tanggal 6 Juni,” kata Enny, saat dihubungi Sabtu (12/6/2021).
Jika hal tersebut dipaksakan, kata dia, risiko terberatnya adalah paparan Covid-19 bertambah. Terlebih bagi murid Sekolah Dasar (SD) yang memang masih anak-anak. Enny tidak yakin mereka akan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes), termasuk dalam hal memakai masker.
“Kalau siswa SMP mungkin (bisa disiplin prokes, red) ya, karena mereka sudah mulai remaja,” kata Enny.
Meskipun Dinas Pendidikan (Disdik) mengklaim sarana prasarana untuk melakukan kegiatan belajar secara tatap muka sudah disediakan secara merata di sekolah, namun Enny menyebut, pelaksanaan tatap muka nanti harus diimbangi dengan pengawasan secara ketat.
“Jumlah guru sekitar 18 ribu masih dalam proses vaksinasi. Karena vaksinasi untuk guru itu masuk kategori pelayan publik bersama aparat desa, pegawai kecamatan, tokoh masyarakat dan lainnya,” paparnya.
Karena itu, pihaknya berharap para orang tua siswa berperan aktif mengedukasi anak-anaknya tentang bahaya Covid-19 dan penerapan prokes yang harus dilakukan.
“Orang tua juga harus berperan aktif mengedukasi anaknya bilamana nanti tatap muka dilaksanakan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Rudiana mengatakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang direncanakan Juli masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat. Meski demikian, ia tidak memungkiri kalau rencana uji KBM tatap muka selalu gagal dilaksanakan.
“Mungkin ini karena melihat perkembangan pandemi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan,” ujarnya, Rabu (9/6/2021).
Secara pribadi, dirinya sebagai orang tua menginginkan sekolah cepat dibuka. Karena sudah hampir dua tahun ini pembelajaran dilakukan melalui daring. Sehingga, menurut dia, tidak efektif dan menyebabkan anak-anak cenderung lebih lama bermain HP. Dan kondisi tersebut, di luar pengawasan khususnya bagi kedua orangtua anak yang sibuk bekerja.
“Sebetulnya banyak kekurangan belajar melalui daring,” katanya.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Tembus 10 Ribu
Rudiana menambahkan, untuk KBM tatap muka juga harus dipastikan bahwa semua guru sudah divaksin dan sarana prasana prokes di sekolah benar-benar sudah disiapkan.
“Ini harus benar-benar ketat. Karena kalau menunggu pandemi berakhir sampai nol persen, ya susah. Kita kan tidak tau perkembangannya seperti apa,” ujarnya. (Islah)