Diterangkan, BBWS ini punya tim siaga gerak cepat antisipasi bencana, dan di masing-masing wilayah punya koordinator, yang bertugas memonitor perkembangan titik kritis di wilayahnya dan selanjutnya mendistribusikan material-material banjiran yang dialokasikan.
Ismail pun menjelaskan sejarah bendungan Cikeusik, menurutnya bendungan Cikeusik, di Kabupaten Kuningan ini dibangun saat zaman Kolonial, dan merupakan salah satu bendungan tertua di Indonesia, Karena menurut sejarah di tahun 1700-an sudah ada daerah irigasi dari sungai ini secara tradisional.
Kemudian Kolonial mewujudkannya menjadi satu bentuk bendungan yang dinamakan Bendungan Cikeusik, dan diresmikan di tahun 1890. “Baru di tahun 2021, Bendungan Cikeusik ini, kami perbaiki besar-besaran,” imbuhnya.
BACA JUGA: Bupati Cirebon Curhat Soal Banjir ke Gubernur
Dirinya berharap khususnya warga Cikeusik maupun warga sepanjang aliran sungai Cisanggarung, karena harus disadari ini dibangun dengan harga yang mahal, untuk bersama-sama menjaga khususnya
salurannya, sekarang kita lihat sudah relatif bersih tidak ada sampah, dan ini tidak lepas pihaknya aktif mensosialisasikan kepada masyarakat.