KABUPATEN CIREBON, SC – Kisruh di internal DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cirebon dan beberapa kritik pedas terhadap kepemimpinan ketua DPC, R Hasan Basori yang mengemuka belakangan ini, ditanggapi santai pengurus DPC. Salah seorang pengurus DPC PKB Kabupaten Cirebon, Syahidin menyebut, kisruh yang terjadi di internal partainya sudah biasa.
Bahkan, kendati dalam kondisi seperti itu, ia tetap meyakini partainya akan kembali menjadi pemenang di Pemilu atau Pilkada 2024 mendatang. Syahidin pun menganggap mencuatnya berita yang berseliweran terkait intrik internal PKB merupakan budaya lama. Pasalnya, kondisi tersebut terjadi hampir di setiap momen Pemilu.
“Kalau ibarat keharmonisan rumah tangga, bumbunya adalah intrik itu sendiri,” kata Syahidin, Kamis (31/3/2022).
BACA JUGA: Elite PKB Kabupaten Cirebon Saling Bantah, Dewan Syuro Sebut Gaya Komunikasi Hasan Basori Blunder
Menurutnya, hampir setiap jelang pemilu seluruh kader menguras segala pemikirannya demi mendulang suara PKB, karena begitu banyak aspirasi yang wajib ditampung.
“Saya optimis sekali PKB tetap menjadi pemenang pemilu di 2024 di Kabupaten Cirebon. Kita bisa lihat sejarah 2018 begitu dahsyatnya konflik tetapi nyatanya PKB menjadi partai pemenang dan mengantarkan kadernya menjadi ketua dewan,” ungkap Syahidin.
Hal yang membuat dirinya optimis, karena PKB merupakan partai ideologi dan bukan partai musiman. Sehingga, menurutnya, kemenangan PKB Kabupaten Cirebon itu suatu keharusan, sesuai dengan sejarah ketika NU menjadi parpol di tahun 55 dan menang. Pasalnya, melihat dari geografis penduduk Kabupaten Cirebon, kulturnya adalah Nahdliyyin yang militan.
BACA JUGA: Dukung Cak Imin Maju Pilpres 2024, DPC PKB Kabupaten Cirebon “Panaskan” Mesin Partai
“Apalagi sekarang kepengurusan diisi oleh kaum milenial yang tangguh dan kuat. Menambah keoptimisan PKB akan menang. Terkait senior PKB yang menyentil kepengurusan sekarang, kami dianggap sebagai bentuk perhatian yang mendalam kepada pengurus DPC,” kata Syahidin.
Ia menjelaskan, aspirasi para senior partainya menjadi catatan sebagai acuan langkah yang terbaik agar 2024 tidak meleset.
“Tidak hanya di koran atau media online bahkan di group WA-pun mereka beliau-beliau senior sering memberikan bimbingan kepada kita selaku pengurus periode ini. Keunikan ini menjadi budaya semenjak dulu,” bebernya.
BACA JUGA: Luthfi Enggan Komentari Kritik Senior Soal DPC PKB Kabupaten Cirebon
Ia menambahkan, pusaran konflik bagian dari rasa kecintaan yang mendalam. Keunikan di PKB itu ialah tidak membatasi orang berekspresi dan berpendapat. Menurutnya, di internal PKB tidak ada ruang tangan besi.
“Makanya saya selaku kader sekaligus pengurus partai merasa nyaman dan santai di PKB,” ungkapnya.
Melihat sikap ketua DPC PKB yang banyak diam, ia menyebut ada dua alasan yang mendasarinya. Pertama, Hasan Basori sabar dan sedang melakukan upaya menyusun strategi baru untuk membangun komunikasi yang lebih baik. Kedua, ada kemungkin Hasan Basori sedang berpikir mencari cara untuk menghadapi para senior PKB.
BACA JUGA: Senior Sesalkan Kepengurusan DPC PKB Pasif
“Yang suka nyentil dimaklumi karena beliau dianggap mualaf,” ujar Syahidin.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, R Hasan Basori (RHB) memilih diam atas kritik yang disampaikan anggota Dewan Syuro DPC PKB, Luthfi Andalusi dan kader senior, Nurjaya. Begitu juga sejumlah kader PKB yang masuk dalam kepengurusan DPC, tampaknya enggan menanggapi kritik dari internal tersebut.
“Satu pintu saja, ke Kang Muiz,” kata salah seorang pengurus DPC PKB Kabupaten Cirebon, yang menolak saat dimintai keterangan untuk menanggapi kritik gaya kepemimpinan ketua PKB, Rabu (30/3/2022).
BACA JUGA: PKB Kabupaten Cirebon Target 14 Kursi
Kritikan tajam juga disampaikan kader senior PKB lainnya, Nuroji terkait kepemimpinan RHB di DPC PKB. Senior PKB yang pernah masuk struktural DPC PKB selama 15 tahun itu menyebut RHB seorang “mualaf” di partai, sehingga tidak mengerti adat istiadat yang ada di tubuh PKB.
“Saya melihat kepemimpinan RHB itu ‘mualaf’. Dia duduk di pucuk pimpinan DPC PKB namun saya menganalogikan bahwa orang ini tidak pernah mesantren, tetapi tiba-tiba mengajar bahkan memimpin pesantren. Sehingga kan adat istiadat, tabiatnya tidak sesuai dengan kebiasaan yang dulu dilakukan para pendahulu di PKB,” ujar Nuroji. (Islah)