MAJALENGKA, SC- Kenaikan harga pangan dan komoditas tak terkecuali naiknya harga gas elpiji non subsidi mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
Pasalnya, kenaikan elpiji dalam tabung berukuran 12 kilo gram yang naik di akhir Februari 2022 kemarin, berdampak pada makin tingginya pengeluaran warga dalam pembelian tabung gas berwarna biru tersebut. Setelah ada kenaikan, di pasaran harga pembelian gas non subsidi itu mencapai Rp205 ribu per tabung.
Berdasarkan informasi dari sejumlah penjual kenaikan harga gas elpiji 12 kg merupakan dampak dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga pada akhir Februari kemarin. Kenaikan harga pada Februari itu merupakan yang kedua,setelah pada akhir Desember tahun sebelumnya juga ada kenaikan pada harga gas elpiji isi 12 kilogram.
BACA JUGA: Tolak Pembelian Gunakan Jerigen, Pengecer BBM Kecewa
“Kenaikan sudah mulai terjadi pada Februari lalu, dan itu yang kedua dalam kurun waktu dua bulan sehingga harga gas elpiji dalam tabung biru mencapai Rp200 ribu,” kata Ade, penjual gas elpiji di Majalengka Kota, Minggu (17/4/2022).
Harga tersebut kata Ade bisa lebih tinggi lagi, bila pembelian tidak dilakukan langsung. Harga pertabung elpiji 12 kilogram bisa mencapai Rp205 ribu.
“Harga itu termasuk biaya pengiriman ke rumah pembeli. Bila diambil sendiri, rata-rata di Majalengka Kota harga pertabung ya Rp200 ribu,” jelasnya.
BACA JUGA: Minyak Goreng Curah di Majalengka Masih Langka
Makin mahalnya harga gas 12 kilogram setelah kenaikan Februari lalu, berdampak pada meningkatnya permintaan gas elpiji isi 3 kilogram, seperti diungkapkan oleh Ais.
Menurut penjual gas elpiji di Kecamatan Cigasong tersebut, sejak ada kenaikan harga pada Februari lalu, penjualan gas tabung biru mengalami penurunan. Sebaliknya permintaan gas dalam tabung warna hijau bertambah, meski Harga Eceran Tertinggi (HET) gas bersubsidi itu juga mengalami kenaikan sejak awal Maret lalu.
“Penjualan gas isi 12 kilogram ada penurunan setelah harganya naik lagi, konsumen malah banyak yang mencari yang isi 3 kilogram,” ungkapnya.
BACA JUGA: Harga Daging Sapi Dipatok Rp160 Ribu per Kilogram
Meski permintaan gas dalam tabung hijau bertambah kata Ais, dirinya tidak bisa memenuhi. Pasalnya kouta penjualan gas elpiji 3 kilogram ditempatnya terbatas. “Meski peminatnya bertambah, saya tidak bisa melayani, karena stoknya terbatas,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu warga, Tiara seorang Ibu rumah tangga di Kota Angin mengaku harus rela mengeluarkan uang sebesar Rp200 ribu untuk mendapat gas isi 12 kilogram.
Dirinya tak mempunyai pilihan, lantaran sudah terbiasa menggunakan elpiji gas non subsidi ini sejak lama.
BACA JUGA: Puluhan Petani Kopi Majalengka Dilatih Jadi Barista
Kenaikan itu membuat keuangan Ibu dua anak ini makin berat, namun dirinya tetap membelinya. “Sangat terasa sekali kenaikannya, tapi gimana karena butuh ya tetap membeli,” ujar dia. (Abr)