SUARA CIREBON – Warga Perumahan Jalagraga Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, mendatangi gedung DPRD setempat, untuk mengadukan sulitnya mendapat air bersih dan layak konsumsi, Senin, 3 April 2023.
Di hadapan anggota DPRD Kota Cirebon, warga Perumahan Jalagraga Kesenden menuturkan, selama bertahun-tahun kesulitan mendapat air bersih. Jaringan air PDAM yang dijanjikan pengembang perumahan, hingga saat ini tidak bisa terealisasi.
Warga perumahan tersebut berharap, ada solusi dari pemerintah daerah terutama dari pihak pengembang untuk bisa menyalurkan air bersih kepada puluhan kepala keluarga yang terlanjur menetap di kawasan tersebut.
Menurut warga, saat ditawarkan tahun 2015 lalu, pengembang perumahan dalam brosurnya menyebut, fasilitas air PDAM menjadi salah satu yang ditawarkan.
“Tapi sejak dibeli sampai sekarang belum ada PDAM. Sama developer dikasih water treatmen yang airnya diambil dari limbah CUDP,” kata Beni, salah seorang perwakilan warga kepada anggota dewan.
Menurutnya, masalah ini sudah beberapa kali dikomunikasikan dengan beberapa pihak mulai pengembang, bank BTN, bahkan dengan PDAM. Untuk persoalan lain ada titik terang, tapi soal air belum ada solusi.
“Beberapa waktu lalu, ada warga pernah sakit kulit, sampel airnya diuji mandiri hasil lab, bahwa air itu tidak memenuhi syarat,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Beni, pernah ada RAB dari PDAM, sharing biaya antara warga dengan developer. Tapi, sampai sekarang pihak developer tidak ada kejelasan untuk program itu.
“Sampai sekarang kita kalau mau BAB malam-malam, terpaksa keluar perumahan, cari pom bensin. Karena jangankan mendapat air bersih, mendapat air kotor untuk buang BAB saja susah,” keluhnya.
Sementara, pihak developer dari PT Putri Kusuma Perkasa, Vera mengakui kesalahan perusahaannya. Ke depan, pihaknya bersedia untuk menyediakan groundtank untuk penampungan air bersih guna dialirkan kepada warga.
Hal ini dikakukan sambil menunggu kesiapan suplai air bersih dari PDAM yang untuk waktu dekat ini belum bisa dialirkan ke warga, karena belum tersedianya jaringan, serta debit air di wilayah itu masuk dalam zona merah.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Giri Nata H Sopyan Satari menjelaskan, sejak perumahan itu hendak dibangun ada beberapa pihak yang menghubungi PDAM, untuk meminta pemasangan jaringan dan penyambungan air bersih.
“Waktu itu disampaikan oleh kami, bahwa sambungan air ke lokasi itu tidak memungkinkan. Selain belum ada jaringan, di daerah situ zona merah, tidak bisa menambah pelanggan baru. Karena akan mempengaruhi debit ke pelanggan lama di sekitarnya,” kata Sopyan.
Pihaknya menawarkan solusi, jika memungkinkan di sekitar kawasan itu dibuat groundtank besar untuk menampung air bersih yang bisa disalurkan ke rumah-rumah warga.
Upaya ini, dilakukan sambil menunggu kesiapan PDAM untuk menyuplai air bersih ke kawasan tersebut.
“Kedepan, kami punya program SPAM regional Jatigede, baru selesai pengerjaan di intake, kalau memungkinkan akan tersambung ke jaringan kita di 2027,” pungkasnya.***