SUARA CIREBON – Ramai informasi soal gelombang panas atau heatwave di benua Asia. Indonesia disebut-sebut ikut masuk dalam peta fenomena iklim akibat pemanasan global tersebut.
Dalam peta iklim gelombang panas atau heatwave di Benua Asia, wilayah Indonesia digambarkan masuk kategori warna merah.
Seperti gelombang panas heatwave0, hal yang dirasakan masyarakat Indonesia, dalam sepekan terakhir menjelang sampai pada hari lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah tahun 2023 ini, hawa atau cuaca terasa lebih panas dari biasanya.
Masyarakat beranggapan, hawa panas atau cuaca panas yang dirasakan sejak sepekan terakhir, diakibatkan oleh pengaruh gelombang panas (heatwave).
Tapi benarkan hawa panas atau cuaca panas yang dirasakan lebih dari biasanya di Indonesia akibat dampak dari gelombang panas atau heatwave yang tengah menerjang sebagian besar negara di Benua Asia ?
Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorta Karnati mengungkapkan fenomena cuaca panas atau hawa panas yang dirasakan masyarakat Indonesia di atas rata-rata normalnya dalam sepekan ini.
Dwikorta menjelaskan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan karakteristik fenomena maupun indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kategori gelombang panas.
“Suhu panas atau hawa panas yang dirasakan masyarakat di Indonesia dalam sepekan terakhir tidak memenuhi kriteria atau kondisi-kondisi fenomena gelombang panas atau heatwave yang tengah menerjang sebagian besar negara di Benus Asia,”tutur Dwikorta.
Secara karakteristik, suhu panas di Indonesia merupakan fenomena dampak gerak semu matahari yang merupakan siklus biasa, rutin terjadi tiap tahun.
“Gerak semu matahari ini rutin tiap tahun terjadi di Indonesia. Potensi suhu udara panas seperti ini berulang pada periode sama setiap tahunnya,”tutur Dwikorta, Selasa, 25 April 2023.
Dilihat secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai
37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023.
“Suhu tinggi tersebut sudah turun lagi. Kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°C di beberapa lokasi,” tutur Dwikorta.
Variasi suhu maksimum 34°C – 36°C untuk wilayah Indonesia, masih dalam kisaran normal klimatologi dibanding tahun- tahun sebelumnya.
Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.
Dwikorta juga menjelaskan keterkaitan Gelombang Panas (heat wave) dengan radiasi ultraviolet (UV) pada sinar matahari.
Besar kecilnya radiasi UV mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV. Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme).
Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari, mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, sampai dengan “Extreme” ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12:00 s.d. 15:00 waktu setempat.
“Radiasi UV akan bergerak turun kembali ke kategori “Low” di sore hari,”tutur Dwikorta.
Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan.
Tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara
di suatu wilayah.
Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian seperti disampaikan di atas secara rutin dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena Gelombang Panas.
Faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV.
Untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari.
“Masyarakat disarankan tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut,”tutur Dwikorta.
Masyarakat diminta mengikuti dan melaksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing- masing kategori index UV, seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG memberikan layanan informasi cuaca dan iklim 24 jam, yaitu melalui:
- Website http://www.bmkg.go.id;
- Follow media sosial @infoBMKG;
- Aplikasi iOS dan android “Info BMKG”;
- Call center BMKG (196);
- Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.***