SUARA CIREBON – Rencana pembangunan hutan kota mendapat kritik dari dari berbagai kalangan. Salah satunya dari para pedagang Pasar Sindangkasih. Pedagang mengkritik rencana pemerintah yang akan membangun taman baru (Hutan Kota) dengan anggaran sekitar Rp 12 miliar.
“Bangun taman terus, kapan sarana pasar diperhatikan,” ujar Momo seorang pedagang di Majalengka, Rabu, 13 September 2023.
Tak hanya Momo,sejumlah pedagang juga menyayangkan sikap Pemkab Majalengka yang terus membangun taman-taman baru. Namun disisi lain sarana dan prasarana perdagangan (fasilitas pasar) terkesan diabaikan.
“Bukan tidak setuju pemerintah membangun,tapi tolong juga perhatikan pasar. Setiap hari pedagang bayar retribusi,sedangkan kondisi pasar seperti ini,” kata Yayah, pedagang lainnya.
Kritik juga disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Majalengka, M Fajar Shidiq. Politisi PPP ini sejak awal menolak pembangunan hutan kota di lahan bekas pasar lama.
Menurut Fajar Shidiq, pembangunan hutan kota belum dibutuhkan untuk saat ini. Masih masih lain yang dinilai perlu diprioritaskan oleh pemerintah daerah. Salah satunya sarana dan prasarana di pasar tradisional.
“Idealnya anggaran pembangunan hutan kota itu lebih baik dialokasikan untuk revitalisasi pasar tradisional,” ujarnya.
Dengan anggaran yang lebih dari Rp10 miliar,mestinya kata Fajar diarahkan pada revitalisasi pasar tradisional.
“Kita tahu bagaimana kondisi pasar-pasar yang dikelola Pemda saat ini. Akan lebih baik bila pemerintah mengalihkan anggaran itu untuk perbaikan sarana dan prasarana dalam pasar,”jelasnya. Fajar.
Fajar menambahkan, pasar-pasar yang dikelola Pemkab Majalengka, kondisinya mulai memprihatinkan. “Semua pasar yang dimiliki oleh Pemda semuanya itu harus sudah direvitalisasi,” tambahnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.