SUARA CIREBON – Tujuh sungai di Kabupaten Cirebon tercemar, Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih meminta kepada semua pihak untuk tidak saling menyalahkan. Pasalnya penyebab utama tercemarnya sungai tersebut dikarenakan sampah dan juga limbah.
“Ya, pembahasan sampah dan lingkungan tak pernah ada habisnya. Selalu menjadi persoalan. Dampaknya pun signifikan dan sudah mulai dirasakan, menimbulkan tingkat pencemaran air sungai mengkhawatirkan sampai pada akhirnya airnya, sudah tidak layak dikonsumsi,” ujar Ayu sapaan akrab dari Hj Wahyu Tjiptaningsih, Senin, 18 September 2023.
Dikatakan, ketika membersihkan sungai dari tumpukan sampah di desa-desa. Sampah sudah dibersihkan, namun tidak bertahan lama setelah itu, sampah kembali numpuk. Dibutuhkan kerja sama untuk saling menjaga. Satu frekuensi bersama pemerintah daerah menciptakan lingkungan bersih tanpa sampah.
“Bagaimana caranya? Kita harus mengedukasi masyarakat. Memang mengubah pola hidup masyarakat, tak semudah membalikan telapak tangan dan sangat sulit, khususnya dalam hal membiasakan hidup bersih dan sehat, tak membuang sampah di sembarang tempat,” katanya.
Mengubah pola hidup masyarakat untuk jangan buang sampah sembarangan, dikatakan Ayu, jelas sulit dilakukan, ini karena tidak bisa seperti membalikan telapak tangan, Makanya kata dia, perlu upaya penyadaran dilakukan massif. Tidak hanya kepada kalangan usia dewasa. Tapi juga menyasar kalangan anak-anak.
“Kalau sekarang kita sudah mendidik anak-anak kita dari kecil supaya berperilaku hidup bersih dan sehat, ini mungkin baru bisa dirasakan 20-25 tahun ke depan perubahannya,” kata dia.
Harus ada kerja sama masyarakat dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai dinas tekhnisnya, kemudian DPUTR terkait alat berat untuk membersihkan sungai kotor.
Adapun untuk program penanaman pohon, sebagai langkah untuk melestarikan sungai, sebenarnya sudah sering dilakukan. Tidak hanya melalui pemerintah daerah saja. Tapi, termasuk melalui pemerintah pusat, unsur masyarakat dan pihak swasta. Sudah dilakukan.
“Kalau untuk penanaman pohon, sudah sering kita lakukan. Bekerjasama dengan TNI/Polri, menanam pohon di tepi-tepi pantai. Membuat hutan bakau. Itu sudah kita lakukan, sebagai upaya menjaga lingkungan,” katanya.
Menanam pohon di sekitar area sungai. Guna mempertahankan kelestarian sungai dan menciptakan sumber mata air baru dari tanaman pohon yang ditanam. Sudah dilakukan. Itu, sebagai ikhtiar pemerintah daerah untuk mengurangi tingkat pencemaran air sungai. Tapi ujungnya, kata Ayu kembali pada kesadaran masyarakatnya.
“Kita tidak pernah putus asa terus berupaya bekerja memberikan edukasi, memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah daerah diminta serius menangani persoalan sungai. Pasalnya, sudah 7 sungai di Kabupaten Cirebon yang kondisi airnya tercemar, sangat mengkhawatirkan.
Tidak mudah memang. Tapi perlu dilakukan. Agar ekosistem sungai bisa terus aman keberlangsungannya. Salah satu Aktivis Lingkungan di Cirebon, Deddy Majmoe menekankan, perlunya kesadaran kolektif dari semua unsur.
Karena persoalan air sungai yang mengalami pencemaran itu, salah satu penyebabnya karena mendominasinya sampah di sungai. Hampir mayoritas sungai-sungai tercemar yang telah disebutkan oleh DLH, faktor penyebabnya karena persoalan sampah tersebut.
“Pemda harus serius menangani masalah air sungai. Sampah itu menjadi salah satu bagian dari penyebabnya,” kata Deddy.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.