SUARA CIREBON – Musim tanam rendeng di Kabupaten Indramayu bakal dibayangi krisis kelangkaan pupuk. Para petani di daerah sentra pangan terbesar di Jawa Barat ini kebingungan.
“Pemerintah tega banget,” tutur para petani Indramayu setelah menyadari krisis kelangkaan pupuk berpotensi bakal terjadi pada musim tanam rendeng 2024 ini.
Petani di Indramayu mengaku sangat terkejut. Mereka seperti sudah jatuh tertimpa tangga. Musim tanam rendeng terlambat hampir dua bulan, namun saat hendak memulai tanam, kini terancam bakal mengalami krisis kelangkaan pupuk.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, H Sutatang mengaku terkejut. Ia menyadari bahwa jika dipaksakan, krisis kelangkaan pupuk bakal terjadi di daerah salah satu lumbung pangan nasional tersebut.
Sutatang mengaku tidak bisa memahami sikap pemerintah terkait alokasi pupuk subsidi untuk Indramayu. Dari permintaan 77,9 ribu ton, hanya dialokasikan setengahnya.
Pemerintah mengalokasikan pupuk subsidi untuk Indramayu hanya 41 ribu ton. Alokasi di musim tanam rendeng 2024 menurun drastis dibanding tahun sebelumnya.
“Semua kaget dan bingung. Sudah telat tanam, sekarang saat mau tanam, tiba-tiba alokasi pupuk subsidi merosot drastis,” tutur Sutatang.
Merosotnya alokasi pupuk bersubsidi untuk Indramayu terlihat dari Surat Keputusan (SK) di Kementrian Pertanian terkait alokasi pupuk untuk musim tanam rendeng 2024 ini.
KTNA mendesak pemerintah, terutama Kementan meninjau ulang rencana alokasi pupuk bersubsidi untuk Indramayu yang merupakan daerah prioritas untuk produksi pangan di Jabar maupun nasional.
“Kami minta SK ditinjau ulang. Ini merosot luar biasa. Krisis atau kelangkaan pupuk bakal terjadi jika alokasi tahun ini sesuai SK diterapkan,” tutur Sutatang.
KTNA meminta pemerintah melihat prioritas berdasarkan potensi lahan. Kalaupun tidak bisa bertambah, setidaknya alokasi musim tanam rendeng 2024 ini sama dengan tahun sebelumnya di kisaran 77 ribu ton.
“Kalaupun tidak ditambah, setidaknya disamakan dengan alokasi pupuk subsidi tahun sebelumnya,” tutur Sutatang.
Kepala Dinas Pertanian Indramayu, Sugeng Heryanto mengatakan, pihaknya sudah berkirim surat meminta penambahan kuota pupuk.
Sebab, jika alokasi yang sesuai SK dipaksakan, tidak bisa dibayangkan. Di Indramayu bakal terjadi krisis atau kelangkaan pupuk sangat parah.
“Dampaknya akan sangat serius. Bakal terjadi gejolak yang luar biasa bila pemerintah tidak menambah kuota alokasi pupuk bersubsidi untuk Indramayu,” tutur Sugeng Heryanto.
Data di Dinas Pertanian, melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), kebutuhan pupuk bersubsidi di Indramayu untuk musim tanam rendeng 2024 mencapai 77,9 ribu ton urea dan 77,6 pupuk majemuk NPK.
Namun berdasar SK dari Kementrian Pertanian, Indramayu hanya memperoleh kuota 41 ribu ton urea dan 22,7 ribu ton NPK. Jika dilihat antara kebutuhan dan alokasi pemerintah, ternyata hanya setengahnya.
“Saya nggak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Apalagi petani sudah mengalami keterlambatan tanam sampai hampir dua bulan,” tutur Sugeng Heryanto.***