SUARA CIREBON – Keberadaan Sesar Baribis merupakan fenomena patahan geologi yang menjadi ancaman besar bagi wilayah paling strategis di Jawa, yakni Jakarta, Jabar dan Banten.
Sesar Baribis ini terbagi ke dalam dua segmen, yang salah satunya membentang dari Purwakarta, melewati Bekasi, selatan Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang terus ke Rangkasbitung.
Segmen lainnya dari Sesar Baribis yang merupakan sesar terpanjang di Pulau Jawa, berada di wilayah Jabar. Dari mulai Majalengka, Sumedang, selatan Indramayu hingga Subang.
Sesar Baribis merupakan sesar lokal dengan pergerakan per tahun sekitar 5 milimeter (mm). Sesar yang terbentuk melalui proses tektonik sejak era Pillosen (5 sampai 1 juta tahun lalu), termasuk sesar lokal aktif.
Melihat bentangannya, patahan tektonik Sesar Baribis mengancam wilayah paling strategis di Jawa dan Indonesia, yakni Jabar, Jakarta dan Banten.
Seperti diketahui, Jabar, Jakarta dan Banteng merupakan jantung dari Indonesia. Kegiatan ekonomi bahkan kehidupan strategis di Indonesia, berada di wilayah tersebut.
Jika bergerak dan menimbulkan gempa besar, Sesar Baribis bisa meluluhlantakan Jakarta, atau daerah Jabar dan Banten, wilayah yang dihuni sekitar 30 juta jiwa manusia.
Catatan BMKG, pergeseran tektonik Sesar Baribis pernah memunculkan gempa besar di tahun 1834. Ketika itu mengguncang kuat wilayah Bogor.
Gerakan tektonik Sesar Baribis ini menimbulkan guncangan atau gempa besar berkekuatan Magnitudo atau M7,00 di tahun 1834 saat Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda.
Gempa besar di tahun 1834 menimbulkan kerusakan hebat di Bogor dan sekitarnya, serta menelan banyak korban. Di tahun itu, jumlah penduduk tidak sebesar sekarang, begitu juga dengan jumlah rumah dan bangunan.
Pada tahun 1834 saja bisa menumbulkan kerusakan hebat, tidak terbayangkan bila gempa dari pergerakan Sesar Baribis terjadi di era sekarang ini.
Gempa besar kedua akibat bergerakan patahan tektonik Sesar Baribis pada 1862. Berkekuatan besar M6,5 mengguncang wilayah Karawang dan sekitarnya.
Sama dengan gempa 1834 di Bogor, gempa akibat pergerakan Sesar Baribis di Karawang juga menimbulkan kerusakan hebat dan kerugian sangat besar.
Gempa dari pergerakan Sesar Baribis juga akan berdampak pada terjadinya likuifaksi di sejumlah daerah, terutama di sepanjang pantai utara (pantura) yang dahulu sebagian besar merupakan wilayah rawa-rawa.
Fenomena likuifaksi akibat gempa yang terlihat sangat mengerikan terjadi pada saat terjadi gempa di Kendari, Sulawesi Tenggara yang berkekuatan M4,9 pada Maret 2022.
Kengerian akibat likuifaksi bakal mengancam banyak wilayah pemukiman dan kawasan-kawasan industri di sepanjang pantura Jawa dari Bekasi hingga Jakarta karena dulunya merupakan wilayah rawa-rawa.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.