SUARA CIREBON – Pemerintah Desa (Pemdes) Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon meminta adanya sodetan saluran yang berada di sekitar Rest Area KM 207 A dan KM 208 B Tol Palimanan-Kanci (Palikanci).
Pasalnya, diduga keberadaan rest area tersebut, menjadi salah satu faktor penyebab seringnya tiga dusun di Desa Setupatok, dilanda banjir setiap tahunnya.
Hal itu diutarakan Kuwu Setupatok, Johar, saat menghadiri rapat koordinasi dengan pihak PT Jasa Marga RO 2, UPTD PSDA Cimanuk-Cisanggarung dan perwakilan Muspika Mundu, di kantor PT Jasa Marga, Desa Ciperna, Kabupaten Cirebon, Rabu, 21 Februari 2024.
Johar menuturkan, di tiga blok di Desa Setupatok yang kerap dilanda bajir tahunan, yakni Blok Situnggak, Sigabus, dan Blok Silampit. Pihaknya menduga banjir bersumber dari saluran yang berada di sekitar rest area tersebut.
“Air dari saluran rest area tersebut, seluruhnya mengalir ke saluran di desa kami, sehingga saat hujan dengan intensitas tinggi saluran yang ada tidak mampu menampung debit air,” ujar Johar.
Pihaknya meminta, agar permasalah banjir di tiga blok desanya yang terjadi setiap tahun dilakukan penanganan secara menyeluruh semua pihak termasuk oleh pihak Jasa Marga.
Selain itu menurut dia, maraknya perumahan di sekitar rest area diduga menjadi salah satu faktor lainnya.
Dalam rapat bersama tersebut terungkap, pihak PT Jasa Marga akan memberikan bantuan normalisasi saluran.
“Kami kira kalau normalisasi dikhawatirkan bukan menyelesaikan masalah, malah akan menambah banjir bukan saja di tiga blok,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, harapan masyarakat ingin adanya sodetan pengalihan aliran air di sekitar rest area.
“Aliran air bisa disodet ke Kali Gubuk Seng atau Kali Lunyu, karena aliran kali tersebut bermuara ke laut,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Senior Manager PT Jasamarga Trans Jawa Tol Representative Office 2, Muhammad Farid, menyampaikan, permasalahan banjir di Desa Setupatok pada dasarnya menjadi permasalahan makro yang penanganannya harus dilakukan oleh semua instansi terkait.
Artinya, lanjut Farid, penyelesaiannya bukan hanya diselesaikan oleh PT. Jasa Marga saja, melainkan semua instansi terkait, baik dari pusat hingga ke tingkat kabupaten/kota, khususnya instansi di Kabupaten Cirebon.
“Saya sendiri melihat sebenarnya ini masalah utamanya adanya perubahan tata guna lahan di sekitar rest area, maupun di sekitar drainase yang ada di Desa Setupatok. Kemudian juga di hilirnya aliran ke arah laut itu sebenarnya juga ada penyempitan,” kata Farid.
Farid menyebut, sebagai bentuk kepedulian, pihaknya dipastikan akan melakukan normalisasi saluran drainase yang ada di Desa Setupatok. Selain itu, dirinya pun berkomitmen akan meminta kepada jajarannya untuk melakukan perbaikan dan pembersihan saluran di sekitar rest area.
“Jika kedapatan terdapat drainase atau saluran yang harus diperbaiki segera dieksekusi. Kemudian masalah normalisasi yang akan dilaksanakannya, ini kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial, meskipun itu bukan menjadi tanggung jawab kami,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.