SUARA CIREBON – Banjir di Cirebon timur terus meluas. Bahkan air cenderung terus naik. Untuk itu, petugas pun berjibaku melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
Banjir besar yang menerjang wilayah timur Kabupaten Cirebon di perbatasan Jawa Barat – Jawa Tengah ini telah merendam sejak Selasa 5 Maret 2024 malam.
Sampai Rabu sore menjelang petang 6 Maret 2024, banjir masih terus meluas. Jika pada Rabu pagi, banjir menerjang 5 kecamatan, pada Rabu luas genangan sudah mencapai 9 kecamatan di wilayah timur Cirebon.
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, semula banjir melanda lima kecamatan. Masing-masing Kecamatan Waled, Pesaleman, Ciledug, Pabedilan dan Karangwareng.
Namun sampai Rabu sore pukul 17.00 WIB, sudah meluas ke Pabedilan, Losari, Pangenan dan Gebang. Ada kecenderungan banjir masih akan terus meluas mengingat kiriman air dari daerah hulu masih sangat tinggi.
Banjir disebabkan hujan lebat dan meluapnya Cisanggarung dan sejumlah anak sungainya seperti Ciberes, Kali Penganten dan saluran-saluran irigasi di wilayah timur Cirebon.
Banjir pertama datang pada Selasa malam pukul 21.30 WIB. Desa Ciuyah, Waled yang pertama diterjang banjir.
Ketinggian bajir bahkan sampai 2 meter lebih, menenggelamkan pemukiman warga yang tak jauh dari sungai Ciberes.
Di Ciuyah, banjir sempat menelan korban jiwa. Seorang warga yang sedang menjadi relawan terpeleset dan tubuhnya terbawa arus sungai.
Korban atas nama Nana Kustiana (28 tahun), warga Dusun Manis, Desa Ambit, Kecamatan Waled. Tubuhnya terpelset dan terseret arus pada pukul 21.00 WIB saat banjir pertama menerjang Blok 1 Ciuyah.
“Satu korban lain, tersterum listrik. Identitas masih kita himpun,” tutur Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya.
Laporan sementara BPBD, banjir telah merendam ribuan rumah warga di sembilan kecamatan. Kehidupan praktis lumpuh karena seluruh jalanan terendam.
Bahkan seluruh siswa, baik SD, SMP hingga SMA, terpaksa diliburkan meski sebenarnya sedang Ujian Tengah Semester (UTS).
Ketinggian air, terpantau bervariasi. Namun antara 20 sentimeter sampai ada yang mencapai 2,5 meter.
“Ketinggian air ada yang mencapai 2,5 meter lebih, terutama di blok yang dekat dengan sungai. Banjir ini sangat besar, menenggelamkan sejumlah pemukiman penduduk,” tutur Deni Nurcahya.
BPBD bersama kepolisian dan TNI, serta Satpol PP dan para relawan, terpaksa mengevakuasi sedikitnya 10.000 warga di 9 kecamatan.
“Kami mengevakuasi warga, terutama anak-anak, wanita dan orang tua,” tutur Deni.
Dijelaskan, ratusan warga sempat terjebak di dalam rumah saat banjir mencapai ketinggian 1,5 meter. Puluhan petugas BPBD dikerahkan secara bersama-sama untuk melakukan evakuasi.
“Kami berkejaran dengan waktu. Air cenderung terus naik. Sampai sore ini,” tutur Deni Nurcahya.
Luapan banjir yang menggenangi sembilan kecamatan di wilayah timur Cirebon membuat jalur utama pantura dari Gebang sampai Losari praktis lumpuh.
Terjadi antrian panjang dari dua arah. Baik yang ke timur menuju Jateng, maupun ke barat menuju Cirebon.
Hingga Rabu sore, petugas BPBD, kepolisian, TNI dan relawan masih bahu-membahu menyisir daerah yang berada dalam lokasi banjir terparah.
“Fokus kami menyisir daerah yang kampungnya tenggelam. Memastikan tidak ada warga yang terjebak banjir,” tutur Deni Nurcahya.
Sedikitnya ada 9.000 warga yang telah mengungsi ke berbagai lokasi pengungsian. BPBD kini juga berkoordinasi dengan Pemkab Cirebon untuk bantuan makanan, pakaian dan obat-obatan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.