SUARA CIREBON – Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat, kembali erupsi atau meletus pada Rabu dini hari, 27 Maret 2024.
Ini letusan terbesar setelah Gunung Marapi, gunung teraktif di Sumatera, mengalami peningkatan aktifitas vulkanik sejak tahun 2023 lalu.
Besarnya magnitud erupsi atau letusan, bisa ditunjukan dengan semburan abu vulkanik. Ketinggian semburan abu vulkanik mencapai 1.500 meter ke udara.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi, Ahmad Rifandi memberi keterangan terkait erupsi atau letusan gunung dengan puncak berketinggian mencapai 4.391 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Telah terjadi erupsi Marapi, Rabu dini hari pukul 00.13 WIB,” tutur Ahmad.
Dijelaskan, ketinggian kolom semburan abu vulkanik mencapai 1.500 meter. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Durasi erupsi Gunung Marapi mencapai 1 menit 45 detik. Treekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 38,7 milimeter.
PGA mengingatkan masyarakat harus menjauhi dari daerah aman minimal berjarak 4,5 km dari puncak gunung yang berstatus Level III atau Siaga tersebut.
Dilaporkan, terjadi kepanikan warga saat terjadi letusan. Sebab terdengar bunyi gemuruh dan dentuman letusan yang sangat keras di kegelapan malam.
“Warga berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Tidak hanya dentuman keras, juga terjadi getaran atau gempa vulkanik cukup kuat,” tutur Ahmad.
Dilaporkan juga, sesaat sebelum letusan pertama yang diawali dengan bunyi gemuruh dan dentuman keras, warga melihat ulah binatang yang aneh.
“Kucing, anjing, ayam, kambing, sapi, kera dan berbagai hewan seperti bersuara keras. Mereka sudah terasa kalau akan ada letusan Marapi,” tutur Ahmad.
Suara-suara hewan yang keras dan berbarengan ini menyimpan tanda tanya besar. Hingga tak lama, terdengar bunyi gemuruh dan dentuman dibarengi getaran.
“Kita terus memantau aktfifitas Marapi,” tutur Ahmad. Di tahun 2024 ini, erupsi Marapi sudah yang kesekian kalinya. Bahkan sempat menelan sejumlah korban tewas, yakni para pendaki yang terjebak letusan saat mereka berada di puncak gunung.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.