SUARA CIREBON – Cirebon Power mempercepat shut down atau penghentian operasional PLTU Unit I yang berkapasitas 600 Megawatt (MW) melalui program pensiun dini.
Dari semula, rencana shut down atau penghentian operasional tahun 2042, dipercepat selama 7 tahun menjadi 2035. Proses pensiun dini telah dimulai sejak akhir tahun 2022 lalu.
Dengan menghentikan seluruh kegiatan operasional tersebut, konstruksi PLTU Unit I bakal menjadi besi tua. Siap-siap dilego untuk 11 tahun ke depan.
Wakil Direktur Utama Cirebon Power, Joseph Pangalila mengungkapkan percepatan shut down PLTU Unit I lewat program pensiun dini.
“Setelah PLTU Unit I pensiun dini, Cirebon Power berkonsentrasi mengoperasikan pembangkit II (PLTU Unit II) yang berkapasitas lebih besar, 1000 MW,” tutur Joseph Pangalila.
Joseph Pangalila menjelaskan progres rencana pensiun dini pembangkit Cirebon Power unit I (PLTU Unit I) terus berlangsung. Studi mendalam dilakukan untuk mencegah berbagai dampak negatifnya.
“Agar tidak menimbulkan dampak merugikan bagi semua pihak seperti pekerja, masyarakat, pemerintah lokal, nasional serta program kelistrikan nasional,” kata Joseph Pangalila, Selasa 26 Maret 2024.
Joseph Pangalila menjelaskan, sejak akhir 2022, Cirebon Power telah menyatakan kesediaan mendukung program pemerintah mengurangi emisi dengan menjadi volunteer/relawan dalam program pensiun dini PLTU.
Menurut Joseph, sepanjang 2023 hingga saat ini, diskusi dengan Asian Development Bank, Kementerian ESDM, dan PT PLN (Persero) terus berlanjut, dengan proses yang positif.
Joseph menganalogikan pensiun dini PLTU secara sederhana, seperti mengubah skema finansial komersil. Hampir mirip seperti over kredit perbankan, yang mempersingkat masa tenor kredit.
“Melalui skema Energy Transion Mechanism (ETM) dan Just Energy Transion Partnership (JETP), memungkinkan pembiayaan lebih murah dan efisien. Melalui skema ini, proyek Cirebon 1 dapat diperpendek kontrak operasinya,” katanya.
Rencananya, usia operasional PLTU Cirebon I yang seharusnya sampai 2042 (sesuai Power Purchase Agreement), akan diperpendek tujuh tahun, sehingga akan berhenti beroperasi pada 2035.
Pemilihan pembangkit unit I menjadi pilot project pensiun dini, bukan karena pembangkit ini kotor. Justru sebaliknya, karena dinilai dari sisi operasional, keuangan dan penanganan lingkungan paling baik.
“Investor tentu tidak mau kalau ternyata berisiko buat mereka,” ujar dia.
Inisiaf Cirebon Power menjadi pilot project pensiun dini, karena komitmen berpartisipasi mempercepat transisi energi di Indonesia mencapai target nol emisi (net zero emission) pada 2060 dan mencegah perubahan iklim.
Idul Fitri Tetap Beroperasi
Sementara itu, antisipasi kebutuhan listrik meningkat selama Ramadhan dan Lebaran, Pembangkit Cirebon Power unit atau PLTU I akan tetap beroperasi optimal. Sedangkan pembangkit unit II atau PLTU Unit II dalam posisi stand by.
“Pembangkit 660MW beroperasi penuh mendukung ketersediaan listrik di jaringan 150kV, sedangkan pembangkit 1.000MW akan stand by untuk mendukung kebutuhan energi di jaringan 500kV,” ujar Joseph.
Selama 2023, pembangkit unit I beroperasi optimal dan mencapai prestasi performa bebas kendala. Sedangkan pembangkit unit II sudah beroperasi sejak Mei 2023. “Sejak beroperasi, pembangkit unit II beroperasi sesuai target yang ditentukan PLN,” ujar Joseph.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.