SUARA CIREBON – Mengatasi kekeringan yang melanda wilayah tengah dan selatan Kabupaten Indramayu, muncul desakan agar otoritas Bendung Cipanas memperbesar gelontoran air.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, H Sutatang mendesak agar otoritas Bendung Cipanas membuka lebih besar keran ke wilayah tengah dan selatan Indramayu.
“Kita meminta Bendung Cipanas memperbesar volume air yang dialirkan ke wilayah yang dilanda kekeringan di Indramayu,” tutur Sutatang, Selasa 11 uni 2024.
Selain itu, untuk menekan dampak kekeringan, Sutatang meminta sebagian petani di wilayah hilir irigasi untuk menahan dulu jangan mengolah tanah dan mempersiapkan persemaian.
“Kami sudah meminta melalui perwakilan petani untuk tahan dulu. Jangan olah tanah sebelum ada kepastian pasokan air,” tutur Sutatang.
KTNA mengaku telah menerima laporan yang masuk pihaknya. Muncul ada keluhan kekeringan di wilayah tengah dan selatan.
Sebagian besar merupakan daerah ujung atau hilir irigasi. Menurut Sutatang, untuk wilayah tengah dan selatan ada Bendung Cipanas.
“Cuma kami lihat belum maksimal fungsinya,” tuturnya.
Sutatang menjelaskan, pada musim gadu, biasanya sawah yang direkomendasi untuk ditanam hanya di wilayah hulu irigasi.
“Untuk gadu tidak dipaksakan wilayah gilir menanam untuk kedua kalinya. Kita lebih merekomendasikan menanam palawija yang tidak banyak membutuhkan air,” tutur Sutatang.
Sejauh ini, pasokan air dari Waduk Jatigede masih terkonsentrasi ke saluran irigasi lama, melalui saluran Sungai Cimanuk ke Jatitujuh, Majalengka.
Sedangkan yang ke Waduk Cipanas, masih belum maksimal. KTNA belum bisa memastikan berapa lahan yang akan direkomendasikan untuk tanam gadu tahun ini.
“Biasanya, untuk gadu yang direkomendasikan sekitar 45 ribu sampai 50 ribu hektare. Daya layanan irigasi tidak bsia maksimal dibandingkan tanam rendeng saat musim hujan,” tuturnya.
Seperti diketahui, kekeringan mulai melanda sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu dalam dua pekan terakhir.
Petani kesulitan memulai tanam gadu atau tanam kedua. Sebagian diantaranya sudah menebar benih dan terancam mati.
Kecamatan yang mengalami kekeringan tersebar di wilayah tengah dan selatan yang posisinya jauh dari saluran irigasi.
Di wilayah tengah, meliputi Kecamatan Kroya, Gabus Wetan, sebagian Bongas, Terisi dan Kandanghaur.
Kemudian di wilayah selatan, kekeringan dikeluhkan petani di sebagian Kecamatan Haurgeulis dan Gantar.
Di wilayah tengah, kekeringan diakibatkan suplai air dari Waduk Jatigede bila bisa maksimal karena pembangunan Bendung Cipanas belum maksimal.
Selain itu, juga suplai air dari Waduk Jatiluhur dari barat yang memasuki wilayah Indramayu sangat terbatas. Sementara untuk wilayah selatan, selain belum maksimalnya air dari Bendung Cipanas, Waduk Cipancuh yang merupakan penampung air hujan, mengalami penurunan debit yang tajam.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.