SUARA CIREBON – Terungkap keamanan digital di Indonesia mengerikan karena sangat rawan dibobol para hacker.
Pusat Data Nasional, diakui tak punya back up (cadangan data) berupa benteng digital yang bisa menahan terhadap setiap serangan siber.
Data di Kementrian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), tiap tahun terjadi serangan sber mencapai jutaan kali.
Sebagai contoh, data terbaru, jumlah serangan siber sejak Januari sampai Maret 2024, terjadi 6 juta kali serangan.
Perusahaan keamanan siber, Kapersky mengaku telah memblokir 5,8 juta serangan siber atau serangan online.
Selain itu, pada periode Januari hingga Maret 2024, ada 10 juta serangan siber lokal.
Kapersky memperingatkan bahwa masyarakat Indonesia terancam serangan siber lokal. Pada periode ini, telah terdeteksi 10 juta lebih serangan lokal.
Beberapa jenis ancaman siber yang terdeteksi sangat aktif menyerang kamanan digital di Indonesia diantaranya :
– Data Breach
– Serangan RDP
– Web Defacement
– Cryptojacking
– Ransomware
– Phising
– DDos
Penyebab serangan diantaranya :
– Worm
– Firus File
“Untuk periode Januari dan Maret 2204, serangan siber dari Phising, Insiden Lokal, RDP dan Ransomware,” tutur Kepala Bada Siber Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian.
Hinsa Siburian juga mengungkapkan terkait PDN atau Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS) yang belakangan mengalami gangguan serangan siber.
PDNS 2 belum memiliki back up (cadangan). Ini yang kini menjadi masalahpengelolaan data siber nasional di Indonesia.
“Seharusnya, jika ada back up, data yang mengalami serangan siber, masih bisa diselamatkan. Ini menyangkut tata kelola siber yang harus diperkuat dan diperbaiki,” tutur Hinsa Siburian.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.