SUARA CIREBON – Tahun Baru Imlek jatuh pada Rabu Legi tanggal 29 Januari 2025. Dalam penanggalan Imlek disebut 1 Cia Gwee.
Bagi Masyarakat Tionghoa Cia Gwee adalah bulan pertama di tahun yang baru. Tahun baru Imlek berdasarkan tahun penanggalan warga Tionghoa adalah 2576 Kongzili.
Tahun penanggalan Imlek dihitung 551 tahun lebih awal dari tahun Internasional karena di hitung berdasarkan tahun kelahiran Kong Zi (Kong Hu Cu).
“Sejak jaman Kaisar Huang Di, disepakati tahun baru Imlek dihitung berdasarkan tahun kelahiran Kong Hu Cu yaitu 551 tahun sebelum Masehi,” tutur budayawan Suhu Jeremy Huang Wijaya, Kamis 26 Desember 2024.
Jadi berdasarkan tahun internasional 2025, tahun Imlek adalah berusia 2576. Tahun baru Imlek dihitung berdasarkan awal musim semi tahun lunar (bulan).
Cuti Bersama Tahun baru Imlek ditetapkan 28 Januari 2025 Melalui SKB yang ditandatangani Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ditetapkan sebagai hari libur.
“Keunikan tahun baru Imlek saat ini jatuh pada hari Rabu Legi berdasarkan penanggalan Jawa,” tutur Suhu Jeremy.
Legi adalah hari yang manis dan berdasarkan penanggalan Jawa juga jatuh pada tanggal 29, dan berdasarkan penanggalan Arab juga jatuh pada tanggal 29.
Jadi unik tahun baru Imlek berdasarkan penanggalan internasional jatuh pada tanggal 29 Januari, berdasarkan penanggalan Jawa 29 hari Legi, berdasarkan penanggalan Arab juga tanggal 29.
“Unik jarang terjadi. Legi berdasarkan penanggalan Jawa adalah manis. Kebetulan, juga berbarengan tanggal 29 kalender Islam,” tutur dia.
Tahun Baru Imlek selalu ada harapan disaat tiada harapan. Meskipun badai gelombang kehidupan begitu banyak terjadi.
Namun ketika kita mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada Tuhan bagaikan pohon yang ditanam di tepi air.
Pohon merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau. Tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
“Tahun 2025 nanti harus meningkatkan spiritual kehidupan rohani kita dalam menghadapi berbagai gelombang kehidupan,” tutur Suhu Jeremy.
Disaat kita mengandalkan Tuhan, hidup mengikuti perintah Tuhan selalu ada harapan disaat tiada harapan.
“Dan kehidupan menjadi manis disaat kita bersyukur dan ikhlas menjalani kehidupan. Tingkatkan iman spiritual kita,” tuturnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.